Usai membacakan puisi tersebut, ia menceritakan tentang bagaimana pendapatnya tentang sosok Wiji Thukul. Ia tahu sosok penyair dan aktivis tersebut lewat tragedi '98.
"Sebenernya nggak tahu banyak, tapi tahu dari cerita orang aja dan baca-baca karena gue lahir tahun 1999. Mohon koreksi kalau salah, memang kejam penculikan-penculikan itu," ujarnya saat ditemui di kawasan Saharjo, Menteng, Jakarta Selatan pada Sabtu (6/4) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jefri pun berujar dirinya sangat prihatin dengan para korban dan heran dengan pemerintah di zaman tersebut. Ia pun tak ingin kejadian tersebut terulang kembali.
"Gue prihatin sama orang-orang yang hidup pada zaman dulu dan gue nggak mau itu terulang lagi," terangnya. (ass/tia)