Bila kesadaran akan suatu hal akan terbentuk melalui pengamalan, maka cara Efek Rumah Kaca (ERK) dalam menggaungkan kesadaran hak cipta adalah salah satu yang bukan hanya berbeda namun juga tampak ampuh.
Band tersebut mengajak para penggemarnya untuk beramai-ramai merekam lagu dalam satu acara sehingga semua yang hadir di dalamnya ikut terlibat dan memiliki hak cipta atas hasilnya.
Acara yang terbilang unik tersebut bernama 'Tiba-Tiba Suddenly Rekaman'. Berlangsung di Ballroom Kuningan City, Jakarta Selatan pada Selasa (29/1/2019), konser tersebut dihadiri lebih dari 3000 orang. Oleh karena itu, acara tersebut juga menjadi momen bersejarah yang menghasilkan karya dengan pemegang royalti terbanyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di atas panggung James F. Sundah menjelaskan bahwa para penonton ikut memiliki hak moral dan hak ekonomi bila hasil rekaman tersebut diedarkan karena royalti tak hanya dimiliki oleh penulis lagu saja, namun juga mereka yang membawakan.
Rupanya yang patut digarisbawahi dari konser tersebut bukan hanya bagaimana ERK membangun sebuah kesadaran, namun juga bagaimana para personelnya mengajak para penggemarnya untuk bersama-sama memiliki band tersebut.
"Kita akan jadi satu, jadi baur antara yang ditonton dan yang menonton. Karena kalian yang menyanyi, kami jadi pengiring," kata Cholil Mahmud.
Sesi rekaman pertama dibuka dengan lagu 'Jalang'. Sejumlah musisi pun bergantian memandu penonton untuk bernyanyi. Najwa Shihab pun naik panggung pada satu lagu setelahnya.
Bagai membuka talk show-nya, ia membacakan Catatan Najwa terlebih dahulu. Dalam catatan yang dibacakannya, ia menyinggung soal keberagaman dan toleransi antar suku dan umat beragama. Ia pun membubuhkan penggalan puisi karya Chairil Anwar dan pidato Bung Hatta di dalamnya. 'Seperti Rahim Ibu' pun dibawakan.
![]() |
Selanjutnya giliran Kunto Aji yang memandu rekaman untuk lagu 'Desember'. Dilanjutkan dengan Danilla pada lagu 'Tubuhmu Membiru Tragis'. Penonton tampak semakin keras bernyanyi dan tak lagi malu-malu untuk mulai ikut meloncat ketika lagu 'Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa' yang dipandu Jason Ranti.
Udara di dalam ruangan terasa makin panas saat lagu 'Mosi Tidak Percaya' dimainkan. Pendingin ruangan di dalam ballroom tersebut bahkan nyaris tak terasa. Ricky Malau mencoba semakin membuat penonton membara dengan mengatakan, "Di sini siapa yang suka main bola? Ini lagu untuk PSSI," katanya.
Dalam 'Laki Laki Pemalu', Mondo Gascaro tampil mengenakan kimono yang membuat duet MC Gilang Gombloh dan Azis Doa Ibu berkelakar tentang acara Benteng Takeshi.
Untuk membuat penonton yang merasa lelah rileks, ERK mendatangkan Arif Sentosa yang merupakan instruktur yoga yang kerap mengisi kelas di Kios Ojo Keos untuk melakukan gerakan yoga sambil diiringi lagu 'Debu Debu Beterbangan'.
Malam masih berlanjut, Polka Wars tampil memandu lagu 'Biru', diikuti oleh Endah N Rhesa yang mengenakan topeng berwarna putih dan baju hitam ketika memandu lagu 'Di Udara'.
Salah satu penampil yang sukses membuat penonton tertawa dan heboh adalah hadirnya Fluxcup dalam lagu 'Kenakalan Remaja di Era Informatika'. 'Balerina' (dipandu Nesia Ardi) dan 'Sebelah Mata' (dipandu Ari Lesmana) menjadi lagu selanjutnya yang direkam.
Rupanya acara masih berlanjut, Vincent dan Desta hadir untuk melontarkan percakapan jenaka dan juga memandu 'Cinta Melulu'. Mereka pun meminta penonton untuk tidak sibuk merekam menggunakan ponselnya dengan cara yang terbilang lucu.
"Wah penonton konser sekarang pada sombong-sombong amat ya, kalau handphone-nya nggak sampai 10 juta, jangan diangkat-angkat ya," kata Vincent. "Biar kita nikmati malam yang cuma sekali dalam seumur hidup ini, insta story mah cuma 15 detik, 24 jam hilang," sambungnya. "Kita rekam di sini (ingatan)," tambah Desta sembari mengarkan telunjuknya ke kepala.
Setelah 'Cinta Melulu' dinyanyikan, acara tak langsung berakhir begitu saja. Malah penonton diajak untuk masuk ke dalam rekaman sesi kedua. Berbeda dengan sesi pertama, semua yang masih berada di dalam ruangan pun diminta untuk duduk dan tidak mengeluarkan suara.
Adrian Yunan pun bergabung ke atas panggung. Dalam sesi kedua tersebut, Efek Rumah Kaca membawakan sejumlah lagu-lagunya, mulai dari 'Hujan Jangan Marah', 'Putih', 'Hilang', hingga 'Kuning'.
![]() |
3,5 jam berlalu sejak pukul 19.00 WIB ketika pintu gedung pertunjukan mulai dibuka, namun ERK belum mau mengakhiri pertemuan mereka dengan penggemarnya.
Cholil sempat bertanya dan lagi-lagi membuat penonton merasa semakin terlibat dalam acara tersebut, "Malam ini adalah malam dari Efek Rumah Kaca untuk kalian. Jadi kalian mau lagu apa yang belum kami bawakan?"
'Menjadi Indonesia' pun dimainkan. Sedangkan 'Merdeka' menjadi tembang penutup untuk acara malam hari itu.
'Tiba-Tiba Suddenly Rekaman' berhasil menjadi lebih dari sekadar acara musik. Konser ini adalah sebuah paket lengkap karena sukses menjadi tontonan menghibur yang tidak membiarkan penontonnya pulang dengan tangan hampa.
Sepulang dari acara tersebut, para penonton membawa kesadaran baru mengenai hak cipta dan juga rasa memiliki yang dalam terhadap band idola. Konser ini lebih dari sekadar intim.