"Kami berharap pengunjung akan dapat merasakan perasaan khusus ketika berinteraksi dengan ruang tertutup dalam struktur bambu. Ini adalah pertemuan dengan alam dan budaya masa lalu," tuturnya kepada detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lewat 'Time Traveller' kami ingin mengingat ingatan spesifik di antara generasi yang lebih tua dan menciptakan rasa ingin tahu di antara generasi muda," lanjutnya.
Penggunaan material bambu diakui Eko terinspirasi dari budaya bambu penduduk desa Bantul, Yogyakarta. Di sana, budaya bambu masih sangat kuat.
"Tantangannya adalah bagaimana menggunakan bambu tapi tetap mempertahankan karakteristik spesifik bambu itu sendiri. Ini bukan replika, tapi merupakan interpretasi baru dari perangkap ikan," pungkasnya.