Ditemui di ajang International Film Festival & Awards in Macau 2018 yang bertempat di Macau Cultural Centre pada Kamis (13/12), Dian Sastrowardoyo bercerita soal transisi dari citranya sebagai pemain film drama yang kini juga menjajal genre aksi. Menurutnya, dua genre tersebut memiliki tantangan yang berbeda-beda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Action on the other hand, itu juga punya challenge sendiri. Itu juga lebih physical, lebih kayak gimana seorang aktor juga treat themselves kayak atlet. Juga kedisiplinan, rutinitas fisik yang perlu kita commit untuk bisa siap melakukan action-actionnya," lanjutnya.
Tantangan lain yang dirasakan oleh Dian adalah saat bagaimana menyampaikan emosi di antara adegan-adegan fisik yang menguras tenaga. Bagaimana ia menjaga agar konsentrasi dan fokus dalam hal yang berbau emosional tetap ada.
"So yang paling challenging adalah gimana caranya kita tetap bisa temukan hal baru untuk kita pelajari, dan tantangan baru untuk kita coba selami," tambah Dian.
Lalu untuk 'Aruna & Lidahnya', apa yang membuat Dian Sastrowardoyo jatuh cinta dengan perannya sebagai Aruna?
"Aruna ini punya her own little world inside her head. Dia mungkin secara social life, secara love life particularly, nggak terlalu berkembang. That's why dia menenggelamkan dirinya emotionally ke makanan, secara dia experience makanan," jelasnya.
Baca juga: Lihat Dian Sastro Nggak Pernah Bikin Bosan! |
"Yang menarik adalah dia sering kali kalau kita perhatiin di filmnya, kadang apa yang dia ngomong sama yang dia maksud tuh beda. Jadi jalan otak tuh harus beda. Kayak pecah pola gitu. Itu yang sempat kita bahas banget," pungkas Dian.
Simak Juga 'Gaya Dian Sastro saat Pemutaran ''Aruna dan Lidahnya'' di Macau':
(dal/ken)