'Natura Hominis' yang berarti sifat-sifat alam manusia menjadi garis merah yang diambil tim kurator. Karya 50 besar dari para nominasi mengeksplorasi teknik dan medium diakui salah satu kurator Agung Hujatnikajennong, mereka memiliki kesamaan motif bertutur.
"Motif bertutur mereka paling jelas terlihat, khususnya di lukisan Suvi yang menang di tingkat regional Asia Tenggara. Karya abstrak yang sebenarnya kalau bicara soal garis, bentuk, dan tekstur ini sangat naratif dari ingatan Suvi," ujar Agung saat diwawancarai detikHOT di sela-sela pembukaan pameran di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/11) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama halnya dengan lukisan 'Introspeksi Diri' karya seniman Yogyakarta Seno Wahyu Sampurno. Gambar-gambar kecil yang berada di atas kanvas itu merupakan terapi bagi sang seniman untuk menyembuhkan trauma.
![]() |
Setelah terinspirasi menciptakan karya dari pengalaman kedua temannya yang sama-sama bernama Wahyu meninggal dunia, Seno mulai menyembuhkan diri dengan menggambar. Gambarnya pun bukan kejadian sehari-hari, tapi ada beberapa makhluk.
"Jadi memang jelas ada motif bertutur di setiap karya para seniman," katanya.
Danni Febriana lewat lukisan 'Shocking Beauty is Goat' pun membuat karya yang merupakan tafsir dari ketertarikannya terhadap isu traumatik dan kesadaran. Di karya Galih Andika Paripurna 'White Square, Giant Expration', ia mengeksplorasi material kenop jendela, gagang pintu, sampai rantai.
![]() |
"Yang menarik memang kompetisi ini sudah ada dari dulu ya. Kayak seni lukis kontemporer. Kalau yang klasik kan harus ada teknik-teknik tertentu, ini ada semacam pengembangannya," tutur Agung.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, pun mengungkapkan karya-karya yang dipamerkan memang tidak heran kalau lebih unggul dari pelukis negara lainnya.
![]() |
"Dipamerkan karya 50 besar itu bukan soal kompetisinya tapi ini lho proses dan tolak ukurnya. Standarnya, inspirasi para seniman, sangat powerfull, dan perenungannya sangat baik. Untuk sampai ke tingkat seperti itu, saya rasa memang membutuhkan intensitas yang luar biasa," pungkas Hilmar.
Pameran masih berlangsung di Gedung A sampai 19 November 2018.