Seniman asal Madura itu melawan rival terkuat lainnya dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Lukisan Suvi terinspirasi dari peristiwa ketegangan antar etnis yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah pada 2001 silam.
Lukisan abstrak yang diciptakan seniman berusia 26 tahun mampu menyaingi karya lainnya. Kepada detikHOT, ditemui di sela-sela pembukaan pameran 'Natura Hominis', Suvi mengatakan setiap seniman yang mewakili negaranya merupakan karya-karya yang terpilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Secara gagasan, seorang seniman selalu melihat gagasan yang dibawanya itu adalah pilihan terbaik dari dirinya. Aku selalu yakin dengan karyaku, karena ada pesan kemanusiaan yang disampaikan dan itu juga adalah memori personal," ujarnya, Kamis (8/11) malam.
Lukisan 'Angst' menceritakan sentimen primordial dan pentingnya sesama manusia untuk berempati. "Itu tumpukan ingatan, tubuhku yang mengalami, dan menjadi karyaku yang terkuat," lanjutnya.
Seniman dari 3 negara lainnya, lanjut Suvi, sebagian besar mengeksplorasi teknis dan karya-karyanya detail. "Mereka bermain teknik tapi gagasannya adalah painting."
Ke depannya, Suvi bakal menyiapkan karya baru namun ia masih merahasiakannya. "Akan ada pameran tapi belum tahu, tapi akan membuat karya besar," pungkasnya.
(tia/doc)