"Itu bendera memang sudah dari tahun ke tahun bendera itu sudah ada. Bendera itu melewati hujan, melewati badai, jadi orang yang pertama kali bawa mungkin utuh. Tapi, tidak pernah diturunkan. Untuk menuju ke puncak Wayag itu butuh perjuangan, orang nggak bawa banyak barang," ucap Nadine Chandrawinata saat dihubungi detikHOT, Selasa (21/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana bendera sudah ada. Aku juga tahunya dari teman-teman lama yang sudah sering ke Wayag di atas ada bendera tua kok. Itu bendera historikal sih sebenarnya dari beberapa tahun masih berdiri dan aku herannya bendera ini masih tetap ada walaupun kena angin, kena hujan. Bisa aja hilang ketiup angin kan tapi tetap ada itu bendera," kata Nadine Chandrawinata takjub.
Istri Dimas Anggara itu menceritakan bagaimana sulitnya untuk mencapai puncak Wayag tempat bendera itu berkibar. Setidaknya butuh dua jam, mulai dari wall climbing sampai menaiki anak tangga dari terumbu karang harus dilalui oleh para pendaki.
"Harus sedikit wall climbing tangan pegang sedikit yang tajam-tajam kita naik ke terumbu karangnya jadi pasti akan ada luka di badan kita karena tajam banget dan panas banget. Aku benar-benar kaget tapi aku tidak menyalahkan juga bagi yang belum pernah ke Wayag. Wayag tuh salah satu yang susah dijangkau orang kalau ke Raja Ampat pasti ke Pianemo yang gampang," ucapnya.
Tonton video 20Detik tentang penjelasan Nadine Chandrawinata soal bendera sobek di sini:
(pus/nu2)