Achmad Tardiyana atau yang akrab disapa Kang Apep dikenal sebagai arsitek kenamaan Bandung. Status kritiknya di akun Facebook pribadi yang diupload 22 jam lalu mendapatkan seribuan lebih likes dan 369 komentar. Statusnya tersebar sampai 782 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari status tersebut ada beragam respons. Sebagian besar setuju dengan pendapat Kang Apep, namun banyak juga yang menilainya sarat politis. Saking viralnya, Kang Apep masih memprivasikan Facebook pribadinya.
"Sudah banyak komentarnya yang ke mana-mana dan tidak relevan. Settingan saya ubah ke privat," ujarnya ketika dihubungi detikHOT.
Kang Apep yang tergabung dalam Urbane Indonesia sebuah perusahaan konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain itu menambahkan persoalan 'beautifikasi' mungkin saja terkendala banyak hal.
"Pertama persoalan biaya dan image yang tercipta. Karena dikerjakan oleh amatir, tidak ada konsep yang jelas untuk mengecat dan mewarnai. Seakan-akan tergantung bidang yang ada saja," ujar pengajar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Menurutnya melakukan respos terhadap ruang publik harus ada batasan. Tak seluruh kota harus diperindah atau diwarnai.
![]() |
"Ada bagian tertentu untuk seniman atau arsitek. Di kawasan ini yang seharusnya diajak. Kalaupun ajak partisipasi warga, warga yang mana. Dari seniman itu lebih representatif. Kalau aspirasi dari warga di kampung-kampung atau lingkungan sendiri tidak apa-apa," tukas Kang Apep.
Simak artikel berikutnya.
(tia/doc)