'Beautifikasi' Mural Asian Games Anies Dinilai Hanya Teori

'Beautifikasi' Mural Asian Games Anies Dinilai Hanya Teori

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 02 Agu 2018 08:42 WIB
'Beautifikasi' Mural Asian Games Anies Dinilai Hanya Teori Foto: Peti/detikcom
Jakarta -

Kata 'beautifikasi' tiba-tiba saja menjadi populer selama sepekan belakangan. Bukan berasal dari kata baku dan kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 'beautifikasi' ini perdana dilontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno beberapa waktu.

'Beautifikasi' yang berasal dari kata 'beautify' dalam bahasa Inggris itu artinya 'mempercantik'. Kosakata itulah yang dipilih Anies-Sandi untuk mempercantik Ibu Kota demi menyambut penyelenggaraan Asian Games 2018 yang dibuka 18 Agustus mendatang.

Berbagai upaya dilakukan orang nomor satu Jakarta tersebut. Mewarnai setiap sudut kota dengan mural, trotoar hingga marka jalanan. Meski terkesan sebagai insiatif warga yang dibuat oleh pasukan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), namun sebagian besar seniman-seniman jalanan atau biasa dikenal street artist menyayangkan tak diajak berpartisipasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Strategi 'beautifikasi' Asian Games di Kota Jakarta oleh Anies-Sandi menurutku sekadar konsep atau teori tanpa melakukan strategi pendekatan yang tepat turun langsung menghampiri. Jika beautifikasi bisa diartikan sebagai upaya mempercantik, seharusnya sebagai pemimpin DKI yang juga memiliki banyak ahli pengembangan dan tata perkotaan bisa dengan jelas tahu harus merangkul siapa," ujar street artist Andi Rharharha yang aktif berkarya menggunakan lakban ketika mengobrol dengan detikHOT.



Bagi Rharharha, arahan 'beautifikasi' terhadap jajaran bawahan Anies-Sandi diakuinya ala kadarnya.

"Yang menarik dan menjadi perhatian adalah inisiatif petugas PPSU membuat mural di berbagai lokasi, Dari mulai hal sederhana mewarnai pembatas jalan dengan warna warni (warna rainbow cake sebutannya) yang lalu dicat hitam putih kembali, sampai inisiatif menggambar yang sedikit rumit yaitu menggambar bendera peserta Asian Games," kata Rharharha.

Menggambar di tembok memang terkesan sederhana. "Tapi tak sesederhana ketika menggambar bendera yang adalah sebuah lambang kenegaraan. Syaratnya harus dibuat sempurna tanpa cela, namun kenyataannya di lapangan dijumpai kesalahan-kesalahan."

Beautifikasi' Mural Asian Games, Begini Kata Seniman JalananFoto: (dok.Isadgallery)



Di Jakarta ada banyak komunitas street art yang aktif berkarya. Sebut saja seperti Gardu House yang menjadi tonggak bersejarah adanya street art di Jakarta, Ladies on Wall yang berisikan bomber perempuan, street artist individu seperti The Popo, Darbotz, Tuyuloveme, Mr.Wormo, Tutugraf sampai seniman yang juga mahasiswa Institut Kesenian Jakarta maupun kampus lainnya.

Jeany Pebriyawani yang juga seorang muralis menuturkan dengan banyaknya mural yang dilakukan pasukan oranye, ada banyak hal lucu sekaligus jauh dari proporsi hasil gambarnya. " Lucu-lucu sih kalau pas di jalan tanpa disadari menilai hasil mereka. Oke ini bagus, wah lucu kepala ada yang gede, tangannya kecil, atau waduh warnanya parah banget ini," katanya terkekeh.

Ia pun memaklumi jika seniman Ibu Kota tak diajak buat mural. "Padahal sebagai pelaku seni atau siapapun itu, tidak hanya di bidang seni ya. Pasti kalau ada ajakan untuk ikut terlibat dalam memeriahkan Asian Games pasti mereka akan sangat senang," kata lulusan Seni Rupa UNJ yang pernah mengajar seni di Lapas Anak Tangerang.



Hingga kini proses 'beautifikasi' Anies-Sandi masih digalakkan di setiap sudut Jakarta. Yang terbaru, Anies meresmikan Jalan Kakap di Jakarta Utara menjadi Kampung Sketsa Penjaringan yang digarap oleh John Martono dari ITB Bandung dan Swapiness asal Bogor.

Simak artikel berikutnya.

Warna-Warni Jakarta Sambut Asian Games 2018, Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]

'Beautifikasi' Mural Asian Games Anies Dinilai Hanya Teori

(tia/doc)

Hide Ads