Perlahan namun pasti, film-film lokal yang muncul semakin bervariasi. Meski didominasi drama, namun drama komedi hingga horor telah menunjukkan tajinya untuk pecinta film Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada masa ketika cerita film-film Indonesia diadaptasi dari buku ataupun novel. Namun kini ide naskah yang asli juga memperoleh ruang.
Baca juga: Empat Film Berbahasa Jawa di Pentas Dunia |
Salah satunya ketika Ernest Prakasa tak hanya berhasil membuat film yang ditonton dua juta orang lebih lewat 'Cek Toko Sebelah' juga 'Susah Sinyal'. Namun pencapaian Ernest memperoleh sejumlah penghargaan dengan gelar penulis naskah terbaik membuktikan hal tersebut.
Termasuk ketika thriller drama 'Night Bus' diganjar sebagai film terbaik di FFI 2017 lalu.
"Naskah juga variatif. Sebab ada masanya film itu adaptasi dari novel, tapi sekarang original screenplay juga punya ruang," imbuh Pandji.
Pandji pun berharap, kondisi kondusif bagi perfilman Indonesia ini dapat terus bertahan. Bicara soal peningkatan kondisi industri film, Pandji pun mengingatkan pada dimensi perfilman lainnya yang mencakup talent hingga kru produksi.
"Udah banyak talent-talent baru, gue harap mereka semakin berkembang. Bicara soal produksi film, gue juga berharap makin banyak penggiat atau produser film baru yang bermunculan. Biar makin banyak dan semoga makin variatif film-film kita," pungkasnya.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui apa saja harapan netizen di Hari Film Nasional ini di sini:
[Gambas:Video 20detik] (doc/wes)