Tak hanya Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) Melani Budianta saja yang mengomentari novel tersebut. Di diskusi yang digelar di Komunitas Salihara semalam, Rocky Gerung dari Departemen Filsafat Fakultas Ibu Budaya UI juga mengemukakan kekuatan dari novel.
"Politics of memory dan politics of hope yang menjadi kekuatan dari novel ini," tutur Rocky pada Rabu (21/2/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam novel dijelaskan karakter Biru Laut menghilang dan tak ditemukan. Di novelnya, lanjut Rocky, para keluarga masih berharap anak-anaknya kembali. Di satu sisi sebenarnya mereka masih mengenang ketika anaknya masih ada," tuturnya.
![]() |
'Laut Bercerita' diumpakan sebagai arsip politik yang mampu membangkitkan ulang kenangan akan peristiwa tersebut. Dia pun dianggap mamp membawa cerita masa lalu ke masa kini, serta dihidupkan lagi.
"Peristiwa yang di depan di bawa ke dalam novel dan memungkinkan saya untuk bertemu peristiwa masa lampau dan masa sekarang. Dan di dasar lautlah peristiwa tersebut diceritakan," tukas Rocky.
Novel 'Laut Bercerita' sudah beredar di toko buku sejak November 2017 dan telah memasuki cetakan ketiga. Sebelumnya, mantan redaktur senior majalah Tempo sukses merilis novel berlatar sejarah berjudul 'Pulang' yang meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award. 'Pulang' telah diterjemahkan ke dalam lima bahasa yakni Prancis, Belanda, Jerman dan Inggris.