Dalam buku-bukunya tersebut, Fiersa menuliskan karakter bernama Juang yang merupakan jurnalis idealis yang diculik oleh kelompok separatis. Dalam bukunya, peristiwa Gunung Sinabung sampai gerakan separatis yang gencar-gencarnya.
"April 2013 saat album beres, saya langsung menyusuri Indonesia selama delapan bulan dan di daerah-daerah tertentu ada cerita yang tidak bisa didapat dari Google," tutur Fiersa ketika berbincang dengan detikHOT di Gedung Trans TV, kawasan Tendean, Jakarta, Senin (19/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Misalnya saja, ketika mengunjungi Gunung Sinabung kala itu, lanjut Fiersa, dia sampai mengobrol dengan masyarakat sekitar. Atau ketika di Jayapura saat gerakan separatis kabarnya segera turun gunung dan warung-warung langsung tutup karena takut.
"Banyak hal yang membuat saya tertarik dan digali lebih dalam. Saya cari tahu juga peristiwa di belakangnya. Nah cerita Juang yang diculik kelompok separatis, saya tanya balik ke warga tinggal di sana, kalau diculik gimana, ternyata sesuai dengan plot fiksi yang saya tulis," terang Fiersa.
Meski begitu, karya-karya lainnya pun banyak terinspirasi dari cerita teman-temannya. Di balik tulisannya, Fiersa pun menyelipkan pesan realisme sosial seperti yang tertuang dalam buku Pramoedya Ananta Toer.
Seperti apa penuturannya? Simak artikel berikutnya ya.