Pameran seni berjudul 'Pago Pago: Latiff Mohidin (1960-1969)' akan menjadi pameran pertama Centre Pompidou tentang seni Asia Tenggara. Dibuka pada 28 Februari, kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari pameran 'Reframing Modernism: Painting from Southeast Asia, Europe and Beyond' yang berlangsung pada 2016.
"Lewat pameran ini kami ingin memberikan kesempatan yang tak ternilai bagi pengunjung untuk melihat karya-karya besar dari salah satu seniman Asia Tenggara yang terpenting saat ini," ujar Presiden Centre Pompidou, Serge Lasvignes, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Jumat (19/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Galeri Nasional Singapura Dr Eugene Tan juga menambahkan pameran ini menampilkan karya seni Latiff Mohidin selama satu dekade yang menandai pergeseran seni Asia Tenggara dan Eropa.
![]() |
"Dia bukan hanya seniman terdepan di Asia Tenggara tapi juga bisa dikatakan sebagai seniman pertama di kawasan ini yang membayangkan 'Asia Tenggara' sebagai wilayah estetika yang berbeda," ujarnya.
Pameran 'Pago Pago: Latiff Mohidin (1960-1969)' dikuratori oleh Catherine David dari Centre Pompidou dan Shabbie Hussain Mustafa dari Galeri Nasional Singapura.
"Eksibisi ini menelusuri periode formatif saat dia melakukan perjalanan melintasi Eropa dan Asia Tenggara. Lalu muncullah ungkapan 'pago pago'," kata Shabbir Hussain Mustafa.
Selain berlangsung pameran seni, program publik tentang aktivitas sastra Latiff Mohidin di dekade '60 sampai '70an, akan menampilkan Goenawan Mohammad, Idanna Pucci, dan Terence Ward pada 28 Februari 2018.