Tulisan Atwood yang dipublikasikan di Globe dan Mail, menuliskan gerakan #MeToo muncul setelah tuduhan penyerangan seksual terhadap produser Harvey Weinstein. Kasus tersebut adalah gejala dari sistem hukum yang rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penulis asal Kanada itu mempertanyakan sistem keadilan yang ada sekarang ini bagi publik. Dia kembali menuliskan kalau pertanyaan mengenai pemimpin kekuasaan ditanyakan kepada perempuan, maka jawabannya akan terbagi.
"Di masa ekstrem, ekstrimis menang. Ideologi mereka menjadi agama, siapapun yang bukan boneka pandangan mereka dilihat sebagai murtad atau seorang pengkhianat. Moderat di tengahnya dimusnahkan," katanya lagi.
Lantaran pandangannya tersebut, banyak netizen yang mendukung dan tak mendukung pendapat Atwood.
"Salah satu suara feminis terpenting saat ini, menegaskan suara wanita kurang kuat untuk melawan kekuatan laki-laki yang lebih kuat," tulis seorang netizen.
(tia/dal)