Penghargaan yang diterima Norman diumumkan lewat media sosial @sastragpu.
"Norman Erikson @nrmnp meraih Penghargaan Sastrawan Muda Mastera 2017 dr Badan Bahasa. Sang ayah mewakilinya menerima penghargaan. Selamat! π," ujar @sastragpu, seperti dilihat detikHOT, Rabu (13/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Norman Erikson @nrmnp meraih Penghargaan Sastrawan Muda Mastera 2017 dr Badan Bahasa. Sang ayah mewakilinya menerima penghargaan. Selamat! π pic.twitter.com/dwegRj6Yeb
β sastra gpu (@sastragpu) 11 September 2017
Nama Norman Erikson Pasaribu mencuat ketika karya yang berjudul 'Sepasang Sosok yang Menunggu' masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas 2012. Buku kumpulan cerita pertamanya, 'Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku harus Menunggu', adalah salah satu dari lima besar Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Kategori Prosa pada 2014.
Pada Desember 2015, dia kembali muncul sebagai pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) lewat naskahnya yang berjudul 'Sergius Mencari Bacchus'.
Dalam kicauan Twitter Norman, dia menyebutkan ada dua sosok yang menginspirasinya berkarya. Kedua sastrawan inspirator Norman pun diberikan penghormatan.
"Terima kasih kepada Sapardi Djoko Damono dan Seno Gumira Ajidarma yang telah memilih saya untuk penghargaan ini. πππ," kata Norman lagi.
Selain Norman Erikson Pasaribu, anugerah ini juga diberikan kepada penulis Hajah Nur Hamizah binti Haji Samihon (Brunei Darussalam), Nisah Haron (Malaysia), serta Hassan Hasaaree (Singapura).