Karya Instalasi Eko Nugroho di Bali Terbuat dari 300 Kilogram Sampah

Karya Instalasi Eko Nugroho di Bali Terbuat dari 300 Kilogram Sampah

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 16 Agu 2017 09:45 WIB
Karya Instalasi Eko Nugroho di Bali Terbuat dari 300 Kilogram Sampah Foto: Istimewa
Jakarta - Seniman asal Yogyakarta Eko Nugroho menciptakan karya seni instalasi di Potato Head Bali. Berjudul 'Bouquet of Love' dan berukuran 10 x 7 meter, karya tersebut terbuat dari 300 kilogram sampah yang telah dikumpulkan.

'Bouquet of Love' dipasang di depan fasad Colosseum Potato Head Family. Uniknya fasad tersebut terdiri dari ribuan jendela kayu jati antik yang berasal dari seluruh Indonesia.

Eko Nugroho yang terkenal dengan mural ikoniknya, selalu mencari cara baru dalam mengekspresikan kreativitas serta menyoroti isu pengelolaan limbah. Saat menciptakan karya, ada beberapa hal yang menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Yang menarik buat saya sewaktu mengerjakan proyek karya seni baru adalah saya selalu belajar hal-hal baru. Melalui proyek ini saya bisa menghubungkan seni dan isu lingkungan, serta membagikan kepada masyarakat umum," ujar Eko dalam keterangan yang diterima, Rabu (16/8/2017).

Untuk menciptakan 'Bouquet of Love' Eko Nugroho dan timnya bekerja dengan pengepul sampah lokal sekitar lokasi. Ada yang terkumpul dari ember plastik, botol air, minuman ringan, dan peralatan elektronik.

Karya Instalasi Eko Nugroho di Bali Terbuat dari 300 Kilogram Sampah Karya Instalasi Eko Nugroho di Bali Terbuat dari 300 Kilogram Sampah Foto: Istimewa


"Saya sangat tertarik mengerjakannya karena kerusakan lingkungan dan polusi akan berpengaruh pada setiap aspek kehidupan, bukan hanya seni," tambah Eko lagi.

Karya seni instalasi 'Bouquet of Love' berhasil dibangun selama lima minggu. Saat ini, 'Bouquet of Love' bisa dinikmati di Potato Head Beach Club dan pengunjung bisa menikmati karya tersebut.

Karya-karya Eko Nugroho mengeksplorasi pertemuan budaya lokal dan perkembangan kehidupan modern di area urban. Dia pernah tampil di Venice dan Lyon Biennale yang bergengsi serta telah melakukan eksibisi solo internasional, termasuk di Perancis, China, Finlandia, dan Belanda.

(tia/tia)

Hide Ads