"Di Eropa, genre travel writing sudah jadi genre sendiri, di Indonesia masih bingung, karena ini genre yang tak biasa di sini. Belum terlalu genre yang lumrah," kata penulis Agustinus Wibowo ditemui di Beijing, belum lama ini.
Meski begitu, tetap saja buku-buku travel yang sudah ada mampu menginspirasi publik untuk melakukan perjalanan. Jika dikategorikan, lanjut Agus, buku perjalanan yang baru ada di Tanah Air ada yang tergolong narasi dan panduan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku trilogi yang ditulis Agus diakuinya tergolong travel writing. Karya-karyanya ditulis dengan gaya sederhana dan tak hanya mendeskripsikan pemandangan alam, tapi makna dari perjalanan serta tempat yang dikunjungi.
Baginya konsep tersebut yang diterapkan di karyanya. "Konsep saya ya ini, saya tidak bisa memaksakan orang lain untuk bikin genre seperti ini. Buat saya, ini adalah konsep saya," tutupnya.
(tia/mmu)