Pelukis Ilma Gore yang Melukis Donald Trump Masih Terancam Bui

Pelukis Ilma Gore yang Melukis Donald Trump Masih Terancam Bui

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 03 Mei 2016 08:26 WIB
Foto: Hyperlliargic
Jakarta - Seniman Ilma Gore yang melukis lukisan Donald Trump dan kini menjadi perbincangan hangat di galeri ternama dunia masih terancam bui. Lukisannya yang sekarang masih dipajang di Maddox Gallery London dinilai menyinggung Trump.

Selama sebulan terakhir, ia mendapatkan ancaman jika menjual lukisan tersebut. Penelepon anonim yang mengklaim berada di pihak Trump mengugat Gore atas dasar hukum kebebasan individu untuk mengontrol nama, gambar, maupun rupa jika digunakan secara komersial. Dia pun terancam hukuman bui.

Saat ini, harga lukisannya Gore ditaksir mencapai angka 1,4 juta USD. Meski digugat dan diancam, tapi Gore pun tetap akan menjualnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah wawancara kepada Hyperallergic, dia tetap mengatakan karyanya adalah sebuah karya seni. "Saya pikir para pengacara yang tengah menyiapkan kasus ini berpikir bahwa ini kasus yang unik. Karena tidak hanya melibatkan wajah Donald Trump tapi saya juga menggambar hal lain yang mungkin menyinggung dia," katanya, seperti dilansir Selasa (3/5/2016).

Setelah peristiwa ancaman tersebut, Gore justru mendapatkan tawaran menggambar dan menggelar pameran lainnya. Rencananya, ia akan menggelar eksibisi 'Make America Great Again' yang didukung oleh Steve Gallery pada 11 April mendatang.

Sementara kasus ini masih bergulir dan menjadi perdebatan, studio tato di Florida menawarkan untuk membuat gambar tato sesuai dengan karya Gore kepada siapapun. Gara-gara kasus ini pula, banyak galeri di Amerika Serikat yang menolak memajang pekerjaan seninya, dengan alasan keamanan.

Gore pun telah menerima lebih dari seribu ancaman kematian dari anonim di akun Facebook pribadinya dan melalui email. "Ini menyedihkan di mana Amerika menjadi negara pertama yang membebaskan warga negaranya untuk  kebebasan berbicara. Tapi, saya tidak bisa merasakannya di sini," ungkap Gore.

"Di Inggris aku masih bisa memajang lukisan dan bebas berbicara. Mereka sangat menghargainya dan situasi galeri seni di Amerika masih sangat menyedihkan," pungkasnya.

(tia/tia)

Hide Ads