Seniman Dua Negara Kolaborasi Bareng di Jerman Fest 2015

Seniman Dua Negara Kolaborasi Bareng di Jerman Fest 2015

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 02 Sep 2015 14:49 WIB
Jakarta -

Oktober mendatang, Indonesia menjadi perhatian publik sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Di waktu yang bersamaan, Jerman Fest hadir di 7 kota besar di Indonesia dan mengajak kolaborasi seniman Indonesia dan Jerman.

Direktur Goethe-Institut Indonesian Heinrich Biomeke mengatakan festival yang mengusung tema 'Bersama Menuju Masa Depan' akan diselenggarakan selama 3 bulan ke depan. "Kami ingin memfasilitasi langsung kerja antara seniman dua negara yang mencoba dengan format-format baru," katanya dalam jumpa pers Jerman Fest 2015 di Goethe Haus Institut, Rabu (2/9/2015).

Misalnya saja, kolaborasi antara musisi muda dan komponis Indonesia dengan Ensemble Modern yang sudah terkenal di dunia. Atau kerjasama antara Papermoon Puppet Theater asal Yogyakarta dengan Retrofuturisten asal Berlin. Keduanya akan pentas bersama di ibukota dan Yogyakarta pada Oktober mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Putra Sulung Harry Potter Sudah Masuk Hogwarts, Bagaimana Ceritanya?

Teater Garasi dan Rimini Protokol tak ketinggalan juga akan berkolaborasi dalam proyek seni berjudul '100 % Yogyakarta'. Pertunjukan ini akan merefleksikan masyarakat urban. "Nantinya juga akan mengikutsertakan pengunjung yang datang selama pementasan di atas panggung," katanya.

Jerman Fest 2015 akan dibuka pada 5 September dengan pemutaran film bisu mahakarya Fritz Lang berjudul 'Metropolis' di Teater Jakarta. Nantinya, Film Orchestra Babelsberg juga akan mengiringi pementasan.

Selain itu, festival ini juga akan menampilkan seniman di bidang tarik suara, teater, tarian, seni rupa, bidang olahraga, ekonomi. Serta residensi ChoreographenLAB yang melibatkan Looanis Mandafounis dan Agus Margiyanto, Fitri Setyaningsih dan Nicola Mascia, Josh Eliott Johnson dan Elia Nurvista.

Festival ini terselenggara atas kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, Goethe Institut Indonesian, Kedutaan Besar Jerman Jakarta dan EKONID.

(tia/ron)

Hide Ads