Lima tahun berselang dari 'Hanya Salju dan Pisau Batu' yang dirilisnya bersama dengan Pidi Baiq, artis Happy Salma hadir dengan karya terbarunya. Berjudul 'The Warrior Daughter', biografi tersebut mengisahkan hidup tentang seniman perak asal Bali, Desak Nyoman Suarti.
Proyek yang digarapnya selama empat tahun itu menceritakan tentang perjalanan Desak Nyoman Suarti yang awalnya berprofesi sebagai penari Bali. Kemampuan menarinya mampu membuatnya keliling dunia dan menjadi pembimbing bagi guru tari di Singapura.
Dalam perjalanannya, Suarti yang turun temurun diajarkan membuat kerajinan tangan mulai berkenalan dengan perak. Serta berkenalan dengan berbagai motif ragam hias Nusantara. Ia pun menjadi eksportir perhiasan perak yang memiliki networking di pasar dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ide menulis buku ini adalah ide yang sangat besar dan kreatif. Masyarakat Indonesia harus mengenal dia," ucap Happy saat peluncuran 'The Warrior Daughter' di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2015).
Menurutnya, setiap orang memang punya kisah hidupnya sendiri. "Dan Suarti menjadi perempuan Bali yang mampu mendobrak dan memilih apa yang ingin dijalaninya," katanya.
Terangkum dalam 5 bab, buku ini diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia dan Inggris. Serta dihiasi dengan foto-foto hasil kerajinan aksesori perak yang sarat akan ragam hias Nusantara yang dibuat oleh Suarti.
Simak: 'This is Not Street Art', Pertemuan 4 Seniman Swiss dan Indonesia di Kemang
"Semoga perjalanan mandiri hidup Suarti dapat menginspirasi banyak perempuan di Indonesia," ucap Happy.
Sebelumnya, Happy pernah menerbitkan kumpulan cerpen 'Pulang' yang menjadi salah satu dari 5 nominasi Khatulstiwa Literary Award (2007), 'Telaga Fatamorgana' (2008), dan novel kolaborasi bersama Pidi Baiq 'Hanya Salju dan Pisau Batu' (2010).
(tia/ron)