Steert art identik dengan dinding jalanan, menciptakan grafiti maupun mural serta bomber yang antusias. Namun, dalam pameran 'This is Not Street Art', seni jalanan tak lagi identik dengan tembok.
Baik di atas kanvas atau pun dibuat dari resin, street art menjadi medium unik bagi keempat seniman ternama. Mereka adalah Eddie Hara dan fotografer Matthias Willi yang berbasis di Swiss.
Serta pelukis Jange Rae asal Bandung dan Darbotz dari Jakarta. Keempatnya bertemu di Jakarta, lebih tepatnya di Dia.Lo.Gue Artspace Kemang. Eksibisi yang dibuka awal pekan ini, Senin (24/8) lalu, mempertemukan berbagai teknik, medium, dan konsep dari 'This is Not Street Art'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Situs 'Dismaland' Down, Penggemar Banksy Kecewa Tak Bisa Beli Tiket
Pameran ini juga merupakan ironi dari kumpulan visual, baik lukisan maupun fotografi. Apa yangd irancang Darbotz lalu digambarkan di dinding kota adalah sindiran bahwa 'monsterball' juga hidup di jalanan.
"Apalagi ketika monsterball bisa hidup di mana-mana padahal ada di dinding kota jalanan tapi juga masuk ke ruang pamer," ujar Windi di katalog pameran.
Sama seperti karya-karya Jange Rae yang secara visual bagian kritis untuk menyindir keadaan tapi menerapkannya di atas material kanvas. Sedangkan Eddie Hara yang sudah di Swiss sejak 1997 silam mendorong gambar gurita dan cumi-cumi menjadi visual dengan warna pastel.
Di ruangan Dia.Lo.Gue Artspace Kemang, pengunjung juga akan menemui karya seni fotografi Matthias Wili yang memotret musisi rock dunia yang kebetulan manggung di Swiss. 'Wajah' jujur dari bintang rock tersebut tergambar di beberapa foto yang dipajangnya di Jakarta.
Pameran kolektif grup 4 seniman 'This is Not Street Art' digelar dari 24 Agustus hingga 10 September 2015!
(tia/ron)