Anda penggemar flora dan fauna nusantara dan sedang mempelajari ilmu zoologi? Jika kebetulan punya waktu senggang, singgahlah ke Galeri Salihara yang terletak di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Sejak 15 Agustus-15 September mendatang, pameran berjudul '125.660 Spesimen Sejarah Alam' diselenggarakan karena dedikasi AR Wallace menemukan berbagai spesimen langka di Indonesia. Pameran yang mempertemukan antara seni dan sains ini menarik minat para pengunjung.
Menurut sastrawan dan salah satu kurator di Galeri Salihara Nirwan Dewanto, sejak awal 1980-an sejumlah seniman Indonesia kerap menciptakan karya melalui riset. "Seni rupa kontemporer menghadirkan bentuk-bentuk melampaui seni lukis, patung, dan seni-seni konvensional lainnya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pameran '125.660 Spesimen Sejarah Alam' hendak menghadirkan seni berdasarkan temuan ilmuan yang radikal. Sedangkan menurut Etienne Turpin, 26 seniman yang hadir melalui proses open call (pendaftaran terbuka) tersebut mengapresiasi hasil penemuan Wallace.
"Mereka bebas menciptakan karya melalui medium atau teknik apa pun berdasarkan temuan Wallace. Ia banyak menemukan spesimen burung, serangga, kumbang, dan hewan langka lainnya," katanya kepada detikHOT di sela-sela pembukaan pameran, akhir pekan lalu.
Bentuk kolaborasi antara seni dan sains tersebut, menurut Etienne, yang membuat pameran ini terbilang unik. Pamerannya diisi oleh karya seni instalasi, fotografi, video art, patung, modelling, sketsa, dan lain-lain.
"Salah satu yang menarik adalah karya Equanorth tentang Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII) yang menurut saya unik sekali ditampilkan dalam bentuk yang kecil dan tiruan. Terkesan seperti cindera mata bersejarah," lanjut Etienne.
'125.660 Spesimen Sejarah Alam' yang didukung oleh Komunitas Salihara, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, dan Museum Zoologi Bogor dapat dikunjungi dari Senin-Sabtu pukul 11.00-20.00 WIB. Serta Minggu pukul 11.00-15.00 WIB. Jangan sampai ketinggalan ya!
(tia/ron)