Biennale Jogja XIII Ekuator #3 kembali hadir dari 1 November-10 Desember 2015 di Jogja National Museum. Di antara puluhan seniman Tanah Air yang berpartisipasi, ada dua seniman yang akan residensi ke Nigeria.
Mereka adalah Anggun Priambodo dan Maryanto. Program residensi ini akan mengajak para seniman untuk menetap, meneliti, dan membuat karya seni di tempat tersebut selama satu bulan.
Menurut kurator Biennale Jogja XIII, Wok the Rock, kedua seniman tersebut dinilai perlu untuk residensi di Nigeria. "Seperti Anggun yang menggunakan medium film. Ia meneliti hubungan antara berita yang ada di Indonesia dan Nigeria. Jadi karyanya akan seperti kantor berita," katanya usai jumpa pers di Ruci Artspace, Kebayoran Baru, Selasa (30/6/2015) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Maryanto membuat mural tentang sumber daya alam minyak. "Natural resources ini ada di Nigeria dan akan membuat mural tentang itu. Makanya mereka butuh ke Nigeria Juli ini," ucap Direktur Ruang MES 56 ini.
Nantinya, tak hanya dua seniman Indonesia saja yang diberangkatkan ke Nigeria. Tapi ada lima seniman Nigeria lainnya yang akan menetap di Yogyakarta di bulan Agustus.
Mereka adalah Aderemi Adegbita, Amarachi Okafor, Emeka Udemba, Ndidi Dike, Olanrewaju Tejuoso, Segun Adefila, dan Victor Ehikhamenor. Mereka akan membuat karya tentang hubungan diplomatik dua negara dan belajar mengenai seni rupa Indonesia.
Kali ini, Biennale Jogja XIII tak hanya mengajak para seniman visual, rupa, maupun instalasi saja. Tapi, Wowok menegaskan bahwa para seniman multidisplin juga berkecimpung di ajang festival dua tahunan tersebut.
Jangan lupa baca kisah seniman Kinez Riza jelajahi pedalaman Afrika, Kutub Utara hingga Kalimantan di rubrik Young&Famous detikHOT!
(tia/tia)