Pendiri dan Direktur Festival, Janet DeNeefe, mengatakan UWRF yang diselenggarakan di bawah naungan Yayasan Nirlaba Mudra Swari Saraswati semakin memiliki peran penting dalam dunia artistik, sastra dan budaya.
"Setiap tahun kami mengadakan UWRF sebagai sebuah wadah untuk mengumpulkan para pemikir terdepan dan sosok-sosok yang peduli serta melakukan aksi," ujar Janet dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Senin (29/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Festival yang tahun lalu diminati sampai 26 ribu pencinta seni dan budaya juga mengataka UWRF dapat menjembatani kesenjangan geografis dan sosial. "Serta mampu membahas isu topikal yang memiliki pengaruh untuk kita," ungkapnya lagi.
Festival kali ini juga menghadirkan sastrawan kenamaan Indonesia. Di antaranya adalah Putu Oka Sukanta, sutradara pemenang berbagai penghargaan Nia Dinata, penulis cerita pendek serta wartawan politik Seno Gumira Ajidarma, dan pemenang Southeast Asian Writers Award tahun 2013, Linda Christanty.
Festival yang berlangsung selama lima hari ini juga akan dihadiri oleh penulis-penulis internasional. Mereka adalah penulis buku 'The Reluctant Fundamentalist' berkebangsaan Pakistan Mohsin Hamid, pemenang penghargaan 'Stella Prize 2015' Emily Bitto, profesor Mazin Qumsiyeh, seorang peneliti di Betlehem dan Universitas Birzei dan direktur Museum Sejarah Alam Palestina, Tony and Maureen Wheeler.
Kemudian, pencetus ide dan penulis buku panduan wisata ternama di dunia 'The Lonely Planet Guides', Hyeonseo Lee sosok kebebasan berkebangsaan Korea Utara dan penulis buku 'The Girl with Seven Names', pemenang penghargaan Miles Franklin 2015, Sofie Laguna, dan masih banyak lagi.
Selain itu, Ubud Writers and Readers Festival 2015 juga diisi oleh lokakarya penulisan, peluncuran buku, tanding puisi, pasar malam, dan lain-lain. Penjualan tiket tahap awal dapat dibeli melalui situs website ubudwritersfestival.com.
Jangan lupa baca kisah seniman Kinez Riza menjelajahi pedalaman Afrika hingga Kalimantan di Young&Famous detikHOT!
(tia/tia)