Jaime Reyes (Xolo MaridueΓ±a) baru saja pulang dari kuliahnya ketika dia mendengar berita yang tidak menyenangkan dari adiknya, Milagro Reyes (Belissa Escobedo). Rumah kedua orang tuanya, Alberto (DamiΓ‘n AlcΓ‘zar) dan Rocio (Elpidia Carrillo), akan disita. Bisnis keluarga juga sudah tidak ada.
Jaime langsung pusing mengingat tidak hanya mereka yang tinggal di rumah itu tapi juga ada nenek (Adriana Barraza) dan juga omnya, Rudy (George Lopez), yang nyeleneh. Jaime yang tidak melanjutkan kuliah berikutnya agar ia menjadi pengacara memutuskan untuk kerja bersama adiknya.
Di sana dia melihat bagaimana Victoria Kord (Susan Sarandon) memperlakukan keponakannya, Jenny Kord (Bruna Marquezine), dengan tidak baik. Jaime tentu saja dipecat tapi setidaknya ia mendapatkan kontak Jenny yang menjanjikannya pekerjaan.
Victoria sendiri sebenarnya sedang asyik untuk mengutak-ngatik sebuah artifak yang diberi nama "scarab" untuk senjata massal yang luar biasa ampuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari itu di saat Jaime pergi ke kantor Jenny untuk interview, Jenny mencuri scarab milik Victoria yang tentu saja membuat satu perusahaan panik. Jenny memberikan benda itu ke Jaime dan memintanya untuk tidak membuka scarab yang dibungkus makanan fast food itu.
Tentu saja Jaime membukanya dan ternyata scarab itu memilihnya. Jaime langsung memiliki kemampuan super, lengkap dengan kostum baru yang membuatnya terbang. Kehadiran Blue Beetle di dunia DC membawa keberuntungan dan juga bagasi tersendiri.
Keberuntungan yang dibawa Blue Beetle adalah kenyataan film ini tidak terhubung dengan film-film dari dunia DC sebelumnya. Nama Superman memang disebut tapi selain itu tidak ada bentuk visual lain (setidaknya dari yang saya lihat) yang menghubungkan film ini dengan Wonder Woman, The Flash dan kawan-kawan.
![]() |
Tidak ada cameo dari mereka, tidak ada pengingat apapun soal dunia DC sebelumnya. Hal ini akhirnya membuat Blue Beetle menjadi sebuah tontonan yang terasa segar. Sementara itu bagasi yang dibawa Blue Beetle adalah kenyataan bahwa film ini hadir setelah Warner Bros. memutuskan untuk merombak ulang dunia DC.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan film ini. Apakah ia akan bergabung dengan dunia ciptaan James Gunn nanti? Atau jangan-jangan ini adalah pertama dan terakhir kalinya kita bertemu dengan Jaime dan keluarganya. Yang membuat ini agak menyedihkan adalah kenyataan bahwa Blue Beetle cukup memberikan kesan yang menyenangkan.
Ditulis oleh Gareth Dunnet-Alcocer, Blue Beetle memang sangat generik. Dia mengikuti sekali resep origin story film superhero. Dari karakter utama yang submisif dan akhirnya menemukan kekuatannya sampai love interest cantik dan baik hati. Untungnya Blue Beetle memiliki senjata rahasia yang jarang dieksploitasi oleh film sejenis: keluarga.
Banyaknya film superhero yang dirilis dalam satu dekade terakhir membuat genre ini menjadi populer. Kebanyakan film superhero yang sudah hadir, mereka melupakan sosok keluarga begitu pembuat filmnya asyik menawarkan petualangan-petualangan seru ke tokoh pahlawan mereka.
Keluarga biasanya dibuat sebagai tempelan atau mungkin katalis bagi si superhero untuk melakukan sesuatu. Jarang sekali keluarga didesain untuk menjadi salah satu bumbu utama. Dalam Blue Beetle, keluarga Reyes bukan hanya sekedar hiasan. Mereka adalah alasan utama kenapa Jaime melakukan apa yang ia lakukan.
![]() |
Dunnet-Alcocer sebagai penulis juga dengan baik menggambarkan semua personil keluarga dengan spesifik sehingga membantu sekali bagi penonton untuk melihat fungsi mereka dalam keluarga. Keputusan melibatkan keluarga dalam petualangan Jaime/Blue Beetle akhirnya membuat film ini menjadi lebih segar.
Γngel Manuel Soto sebagai sutradara mengemas Blue Beetle dengan presentasi yang cukupan meski tidak menggemparkan. Visualnya lincah, dilengkapi dengan berbagai sekuens aksi yang asyik.
Momen dimana Jaime pertama kali mendapatkan kekuatan terlihat meyakinkan. Tidak hanya itu, Soto juga memiliki kemampuan yang baik dalam meramu komedi. Semua komedi yang ada dalam film ini terasa natural dan beneran lucu tanpa ada kesan dipaksakan.
Tentu saja kita tidak bisa membahas keberhasilan Blue Beetle tanpa menyebut permainan Xolo MaridueΓ±a yang sangat baik. MaridueΓ±a tidak hanya memiliki kharisma yang sangat dibutuhkan untuk film seperti ini tapi ia memiliki semangat yang terlihat jelas di layar. Chemistry-nya dengan semua anggota keluarga di layar juga membuat drama keluarga dalam film ini menjadi terlihat hangat.
Kalau memang Blue Beetle bernasib tidak baik dan tidak muncul di dunia DC berikutnya, setidaknya film ini melahirkan bintang baru yang menjanjikan.
Blue Beetle dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(ass/ass)