Review The Last Voyage of the Demeter: Teror Drakula Di Atas Kapal

Review The Last Voyage of the Demeter: Teror Drakula Di Atas Kapal

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 18 Agu 2023 08:25 WIB
Cuplikan adegan film The Last Voyage of the Demeter (2023).
The Last Voyage of the Demeter (2023). Dok. Ist
Jakarta -

Ada beberapa hal yang mengingatkan The Last Voyage of the Demeter akan film Titanic. Satu, film ini mengambil setting di kapal. Dua, film ini dibuka dengan karakter utamanya yang bernama Clemens Corey Hawkins) yang mencari-cari keberuntungan untuk bisa naik Demeter, seperti halnya Jack Dawson.

Tiga, kapten Demeter yang bernama Kapten Elliot (Liam Cunningham) luar biasa mirip dengan Bernard Hill yang menjadi kapten di film Titanic. Tapi kesamaan kedua film itu hanya berhenti disana karena The Last Voyage of the Demeter adalah horor dengan drakula sebagai pajangan utamanya.

Clemens adalah seorang dokter yang kompeten. Satu-satunya alasan kenapa dia tidak bekerja menjadi dokter adalah karena setting film ini di tahun 1897 dan semua orang masih rasis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika sebuah peti jatuh dan Clemens berhasil menyelamatkan Toby (Woody Norman), cucu dari si kapten, Clemens pun mendapatkan jatah untuk menjadi kru. Semuanya baik-baik saja sampai tiba-tiba muncul sosok misterius, hewan-hewan ternak mati satu per satu dengan bekas gigitan dan semua tikus yang ada di kapal menghilang.

Tak lama setelah itu Clemens menemukan penumpang gelap bernama Anna (Aisling Franciosi). Anna sakit parah dengan infeksi yang membuat Clemens memberikan transfusi darah setiap malamnya.

ADVERTISEMENT
Cuplikan adegan film The Last Voyage of the Demeter (2023).Cuplikan adegan film The Last Voyage of the Demeter (2023). Foto: Dok. Ist

Keberadaan Anna di kapal tentu saja membuat semua orang panik. Perempuan di atas kapal katanya membawa petaka. Wojchek, orang yang ditunjuk Kapten Elliot untuk menjadi pewaris Demeter, mungkin tidak sepercaya itu dengan mitos dan legenda.

Tapi dia percaya bahwa keberadaan Clemens sangat mencurigakan. Tentu saja mereka semua tidak tahu bahwa ada makhluk penghisap darah yang mengintai mereka.

André Øvredal adalah sutradara film genre yang sangat menarik. Trollhunter adalah sebuah film yang sangat menyenangkan dan seru. Scary Stories To Tell In The Dark meskipun dimainkan oleh bocah-bocah memberikan kengerian yang lumayan.

Dan siapa yang bisa melupakan The Autopsy of Jane Doe. Film itu begitu sederhana, begitu memikat. Hampir semua penggemar film horor menyukai film tersebut.

Meskipun Øvredal berusaha keras untuk menyelamatkan film ini, The Last Voyage of the Demeter pada akhirnya gagal untuk menjadikan film ini memorable karena setiap jengkal film ini sangat generik.

Ditulis oleh Bragi Schut Jr. dan Zak Olkewicz, film ini akan membuat penonton kaget kalau saja cara berceritanya tidak meniru hampir semua arketipal yang ada di semua sub-genre monster in the house.

Bayangkan Alien versi Ridley Scott, maka Anda akan menemukan film ini. Bedanya Alien memiliki originality dan sense of danger yang kuat, sementara film ini tidak.

Semua aktor yang ada di film ini lebih dari mumpuni untuk memerankan karakter yang diberikan tapi sayangnya mereka tidak bisa berbuat banyak karena karakter mereka tipis sekali. Tidak ada satu pun yang mempunyai latar belakang atau karakterisasi yang menarik.

Cuplikan adegan film The Last Voyage of the Demeter (2023).Cuplikan adegan film The Last Voyage of the Demeter (2023). Foto: Dok. Ist

Tidak ada satu pun yang memiliki ide atau respons yang asyik untuk membuat filmnya menjadi seru. Film ini berjalan begitu saja tanpa hal-hal yang membuat filmnya menjadi lebih dari sekedar 'watchable'.

Øvredal sejujurnya berusaha keras untuk menampilkan momen yang menegangkan. Ada satu dua jumpscare yang berhasil membuat penonton loncat. Tapi sekuat apapun usaha Øvredal untuk membuat film ini menarik menjadi gagal karena dari awal aura film ini seperti film yang dibuat 20 tahun lalu.

Menonton The Last Voyage of the Demeter rasanya seperti menonton film horor kelas B yang saya sewa di rental VCD. Menonton film ini rasanya seperti menonton film tengah malam yang tayang di televisi.

Dengan plot yang sangat bisa ditebak dan konklusi karakter-karakternya yang tidak spesial, The Last Voyage of the Demeter kemudian memberanikan diri untuk membuka pintu di bagian ending-nya.

Ia sungguh percaya diri untuk mempersiapkan penonton akan kemungkinan sekuel. Ia menawarkan sebuah dunia dimana film ini akan mendapatkan sekuel. Sayang sekali, drakula yang satu ini sepertinya hanya akan abadi di peti mati.

The Last Voyage of the Demeter dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(ass/ass)

Hide Ads