Review The Flash (IMAX): Angin yang Sangat Segar Bagi DC

Review The Flash (IMAX): Angin yang Sangat Segar Bagi DC

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 15 Jun 2023 09:25 WIB
Cuplikan film The Flash (2023).
(Foto: Dok. Warner Bros) The Flash sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia termasuk dalam format IMAX.
Jakarta -

Bahkan dengan semua kontroversi yang disebabkan oleh aktor utamanya, The Flash ternyata terlalu sakti untuk menjadi korban bisnis Warner Bros. (tidak seperti film Batgirl yang bahkan sudah rampung syuting tapi diputuskan untuk 'dibuang'). Setelah menyaksikan hasilnya, saya paham dengan keputusan para eksekutif Warner Bros. Meskipun The Flash masih tetap film superhero luar dalam, ia memberikan angin yang segar bagi DC Extended Universe (DCEU) atau DCU (DC Universe) atau apapun nama yang mereka pakai saat ini. Yang satu ini saking berhasil membuat saya untuk melihat babak selanjutnya dari semesta DC.

Dalam The Flash, rasa duka adalah kabut yang berduri. Barry Allen (Ezra Miller) mungkin masih bisa menjalani hari-harinya dengan normal; pergi ke tempat kerja, bergabung dengan Bruce Wayne (Ben Affleck) untuk menyelamatkan bayi-bayi dari gedung runtuh atau sekedar ngobrol dengan Iris (Kiersey Clemons). Tapi di dalam hatinya, ia masih belum move on dari kematian ibunya (Maribel Verdu) dan fakta bahwa ayahnya (Ron Livingston) dipenjara karena dituduh telah membunuh ibunya.

Ironi memang tapi yang bisa Barry lakukan hanya berlari. Saking kencangnya ia berlari, ia berhasil memanipulasi ruang dan waktu. Bruce Wayne, sebagai bestie Barry mengingatkan bahwa manusia tidak bisa menipu masa lalu. Tapi Barry tidak percaya. Ia yakin, kalau ia mendapatkan kesempatan untuk 'membetulkan' detail kecil dalam masa lalunya, ia akan berakhir dengan keluarga yang bahagia. Sayang sekali apa yang dilakukan Barry ternyata membawanya ke dalam sebuah petualangan yang menyakitkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan pre-production yang penuh dengan drama (film ini ganti sutradara dan penulis sesering Anda ganti baju) dan kelakuan Ezra Miller yang sudah pasti membuat semua orang yang terlibat dalam film ini deg-degan, The Flash secara mengejutkan menawarkan sebuah pengalaman menonton yang menyenangkan. Andy Muschietti, penggarap dua film It, ternyata mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menciptakan set pieces yang menakjubkan dan humor yang pas tanpa mengurangi drama yang ada.

Adegan dari trailer The Flash. Film DC ini tayang di bioskop AS pada 16 Juni 2023.Adegan dari trailer The Flash. Film DC ini sudah tayang di bioskop Indonesia. Foto: dok. Warner Bros. Discovery/DC

Skrip yang ditulis oleh Christine Hodson (dengan cerita dari John Francis Daley, Jonathan Goldstein dan Joby Harold) memang sederhana. Untuk sebuah film yang membahas multiverse, film ini tidak sekompleks dengan apa yang ditawarkan film multiverse yang dirilis tahun ini (Spider-Man: Across the Spider-Verse). Tapi untuk ukuran sebuah film superhero dari DC, The Flash tampil sangat percaya diri. Ia tidak se-gloomy film-film buatan Zack Snyder (yang meskipun gloomy, banyak sekali penggemarnya) tapi takaran dramanya cukup pas. Ia juga tidak seurakan The Suicide Squad versi James Gunn meskipun humornya bertebaran di sana-sini. Komposisi drama, komedi, dan aksi yang pas inilah ternyata yang menjadikan The Flash sangat enak ditonton dari awal sampai akhir.

ADVERTISEMENT

The Flash, seperti kebanyakan film superhero zaman sekarang, memang tertatih-tatih dalam perjalanan akhirnya. Babak pamungkasnya tidak seheboh perjalanannya yang sudah liar, penuh dengan jalanan berliku. Film ini juga mempunyai kecenderungan untuk mengeksploitasi nostalgia (alias pengetahuan penonton terhadap produk-produk film DC sebelumnya) untuk membuat penonton merasakan sesuatu. CGI-nya tidak seimbang; ada yang bagus sekali, ada juga yang kelihatan kurang baik (perhatikan wajah-wajah bayi di pembukaannya). Tapi ternyata semua ini bisa dimaafkan karena kemampuan Muschietti meramu adegan sangat mumpuni.

Dari awal sampai akhir, The Flash seperti ajang pamer Muschietti dalam menampilkan adegan-adegan akrobat dalam visual yang mendebarkan. Disaksikan di IMAX, The Flash terlihat sangat gagah perkasa. Dari opening pertama kali Barry berlari, menyelamatkan orang-orang dari bangunan runtuh sampai Batman versi Ben Affleck berlaga di jalanan, Muschietti tidak pernah berhenti untuk memanjakan penonton. Semua adegan ini ia rekam dan edit dengan lincah. Hasilnya adalah barisan adegan-adegan yang paling menyegarkan dari kebanyakan film DC yang sudah-sudah.

Kemunculan Batman versi Michael Keaton ternyata juga masih tetap bisa memberikan kesan yang luar biasa meskipun ia dieksploitasi habis-habisan di materi promonya. Keaton, yang sudah hampir dua dekade menggantungkan kostumnya, masih memiliki pesona dan kharisma untuk menjadi Batman sehingga kehadirannya memberikan sensasi yang megah. Ketika karakternya akhirnya setuju untuk membantu Barry mengalahkan Zod (Michael Keaton), saya tidak bisa untuk tidak merinding.

Adegan dari trailer The Flash. Film DC ini tayang di bioskop AS pada 16 Juni 2023.Adegan dari trailer The Flash. Film DC ini sudah tayang di bioskop Indonesia Foto: dok. Warner Bros. Discovery/DC

Ezra Miller memanfaatkan kesempatan pertamanya menjadi Barry Allen di film solo The Flash dengan tampil sangat percaya diri. Ia tahu kapan harus lucu, gugup atau sedih. Chemistry-nya dengan Maribel Verdu sebagai ibunya yang baik sangat membantu film ini untuk mencapai titik emosional yang dibutuhkan. Sasha Calle sebagai Supergirl juga patut mendapatkan pujian karena bahkan tanpa berkata-kata, ia sanggup membuat saya percaya bahwa ia adalah alien maha sakti.

The Flash jelas menjadi film wajib bagi Anda yang sudah mengikuti semua film di semesta DC. Kalau pun Anda bukan pecinta semesta ini, The Flash mempunyai amunisi yang cukup untuk membuat Anda terhibur dari awal sampai akhir film. Cara terbaik untuk menyaksikan film ini adalah tidak membaca atau mencari tahu tentang isi filmnya. Pergilah ke bioskop dan nikmati semua kejutannya. Percayalah, Anda akan tersenyum puas.

The Flash dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

(aay/aay)

Hide Ads