Review Shazam! Fury of the Gods: Hangat dan Kocak

Review Shazam! Fury of the Gods: Hangat dan Kocak

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 16 Mar 2023 15:04 WIB
Shazam! Fury of the Gods
(Foto: Dok. Warner Bros) Shazam! Cury of the Gods sudah tayang di bioskop.
Jakarta -

Dirilis empat tahun lalu, Shazam! tampil dengan cukup percaya diri sampai-sampai DCEU (DC Extended Universe) agak sedikit berubah haluan. Ia menawarkan sedikit warna di antara mendung-mendung yang menjadi tone DCEU. Saking berhasilnya, ia bahkan membuahkan spin-off yang lebih mahal meskipun hasil akhirnya tidak sememuaskan itu (ehem... Black Adam). Dengan barisan cast yang lumayan menyegarkan, Shazam! menawarkan hal sederhana: menyaksikan remaja bersenang-senang.

Masih melanjutkan mood hura-hura dari film pertamanya, Billy Batson (Asher Angel dan Zachary Levy) bersama teman-temannya yang lain masih sembunyi-sembunyi untuk menjadi pahlawan. Setelah berhasil mendapatkan kekuatan, mereka memutuskan selalu bersama-sama menyelamatkan warga. Entah apakah mereka membutuhkan marketing atau bagaimana, tapi yang jelas meskipun Billy dan kawan-kawan selalu membantu warga, mereka tidak pernah dianggap.

Kemudian muncul dua dewi, Kalypso (Lucy Liu) dan Hespera (Helen Mirren) merebut kembali senjata yang membuat mereka sakti mandraguna. Billy tentu saja akhirnya terseret dalam drama ini. Sementara itu, Freddy (Jack Dylan Grazer dan Adam Brody) bertemu dengan seorang siswi baru di sekolahnya (Rachel Zegler) yang merebut hatinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan durasi 130 menit, Shazam! Fury of the Gods menawarkan banyak sekali keseruan. Ini adalah film blockbuster yang didesain untuk membuat penonton duduk betah dari awal sampai akhir. Tidak ada momen membosankan. Setiap lima menit penulis skenarionya (Henry Gayden dan Chris Morgan) menghadirkan hal yang baru. Semua karakter utama mendapatkan jatah untuk bersinar.

Adegan dalam trailer kedua Shazam! Fury of The Gods.Lucy Liu di Shazam! Fury of The Gods. Foto: dok. Warner Bros. Discovery

Di bagian kedua, Gayden dan Morgan memfokusnya cerita ke pentingnya keluarga. Keputusan mereka untuk memberikan jatah yang lebih besar kepada Freddy bisa dibilang cukup pintar. Tidak hanya karena Freddy adalah karakter yang sangat menarik tapi juga karena Jack Dylan Grazer mempunyai energi yang sangat besar. Ia sanggup membuat layar bergetar dengan semangatnya. Plotnya dengan karakter yang dimainkan oleh Rachel Zegler juga mencuri perhatian karena keduanya memiliki chemistry yang sangat baik. Bisa dibilang dari semua pemain baru yang ada di Shazam! Fury of the Gods, Zegler adalah yang paling bersinar.

ADVERTISEMENT

Dengan plot yang sangat family friendly, Shazam! Fury of the Gods memang terasa lebih seperti film anak-anak, seperti halnya film pertama. Bahkan meskipun ada sub-plot tentang Mary (Grace Fulton) yang sedang galau karena dia sebentar lagi memasuki usia dewasa, film ini nuansanya tetap seperti film bocah (lengkap dengan product placement permen, bahkan karakternya menyebut tagline brand permen tersebut). Penjahatnya sengaja dibuat karikatur. Makhluk-makhluk yang muncul di bagian klimaks juga terasa kekanakan.

David F. Sandberg tahu sekali dia sedang membuat film macam apa. Itulah sebabnya dia mempersembahkan film ini dengan energi yang menggebu-gebu. Gerakan kameranya lincah, editing-nya juga menari dengan yahud. Ada beberapa set pieces yang cukup asyik disaksikan di layar lebar. Opening-nya sederhana tapi tetap tepat sasaran. Pertama kali Anthea menunjukkan kemampuannya juga asyik untuk disaksikan.

Sayangnya tidak semua set-pieces terlihat rapi. Seperti kebanyakan film superhero akhir-akhir ini, Shazam! Fury of the Gods juga terjebak dalam adegan-adegan yang terlalu bergantung pada CGI. Adegan klimaksnya dan juga epilog yang melibatkan salah satu superhero DCEU terasa kelihatan agak kasar. Visual di bagian klimaks juga, sekali lagi terinspirasi oleh kebanyakan film blockbuster modern, kelihatan gelap.

Shazam! Fury of the Gods mungkin memang bukan film superhero terbaik. Tapi ia tetap tontonan yang menyenangkan. Humor-humornya kali ini lebih banyak dan lebih ramai. Beberapa memang terasa terlalu slapstick tapi tone-nya tetap stabil dari awal sampai akhir film. Dan kehangatan yang ditampilkan oleh geng Billy cukup ngangenin sehingga saya tidak akan keberatan kalau memang petualangan mereka lanjut ke babak berikutnya.

Shazam! Fury of the Gods dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

(aay/aay)

Hide Ads