Beth (Leighton Meester, si Blair Waldorf dari serial Gossip Girl lawas yang legendaris) butuh liburan. Dia baru saja menjadi ibu dan malam-malamnya dipenuhi dengan acara begadang. Sudah lama dia tidak rileks. Meskipun dari awal kita bertemu dengannya dia belum mengaku bahwa hubungannya dengan suami tidak akur, tapi penonton bisa mencerna itu dari keimpulsifannya untuk menghabiskan akhir pekan di Kroasia bersama sahabatnya Kate (Christina Wolfe).
Tentu saja Anda bisa menebak bahwa ini bukanlah film liburan hura-hura seperti film Meester bersama Selena Gomez yang berjudul Monte Carlo. Ini adalah thriller dan tentu saja sutradaranya, Kim Farrant, membukanya dengan jasad seorang perempuan mengapung di air. Tapi malam itu Beth tidak tahu bahwa hidupnya dalam beberapa hari kemudian akan disibukkan dengan keluar-masuk kantor polisi dan kebingungan. Malam itu dia bersenang-senang, berpesta ria dengan Kate.
Kate adalah jenis sahabat yang easy-going dan pendengar yang baik. Tentu saja dia lebih liar daripada Beth. Setelah mendengar pengakuan Beth tentang pernikahannya yang jauh dari nirvana, dia pun mengajak Beth untuk pergi ke club, minum-minum dengan semangat dan mengajaknya berkenalan dengan beberapa pria yang good looking. Sisanya adalah gambar-gambar yang blur dan memori yang hilang. Ketika Beth terbangun keesokan harinya dia menemukan tempat mereka menginap berantakan dan yang terpenting, Kate yang mendadak menghilang. Kemana perginya si sahabat?
Ada kalanya dalam film Hollywood, ketika plot misteri dengan narator yang tidak bisa diandalkan menjadi daya jual yang tinggi. Gone Girl mengajak penonton untuk berpikir apa benar si suami membunuh dirinya. The Girl On The Train mengajak penonton untuk meyakinkan diri mereka sendiri apakah yang dilihat karakter Emily Blunt memang benar adanya. Dan The Woman In The Window membuat semua orang frustrasi apakah karakter Amy Adams memang berhalusinasi atau pembunuhan yang dia lihat lewat dari jendela memang terjadi. Bahkan baru beberapa waktu silam kita juga mendapatkan serial TV dengan premis ini melalui The Flight Attendant yang begitu memikat karena ia berhasil membumbuinya dengan komedi.
The Weekend Away ditulis oleh Sarah Alderson yang mengadaptasinya dari bukunya sendiri yang best-seller. Dengan durasi di bawah 90 menit, yang membedakan film ini dengan film-film di atas adalah film ini tidak bersabar untuk mengajak penontonnya bertualang. Ia langsung tancap gas untuk menaruh karakter utamanya di posisi yang membingungkan kemudian melemparnya dengan fakta-fakta baru yang mengejutkan setiap lima menit sekali. Hasilnya adalah sebuah tontonan yang sangat asyik meskipun semua twist yang dihasilkan oleh Alderson beragam, dari menarik sampai bisa ditebak.
The Weekend Away tidak akan tampil serenyah ini tanpa penampilan alumni Gossip Girl, Leighton Meester. Agak aneh memang dengan teman-temannya yang sampai sekarang laris manis muncul di layar (Penn Badgley dengan You, Blake Lively dengan berbagai film layar lebarnya bahkan Chace Crawford nongol di serial The Boys), Meester sangat jarang digunakan Hollywood sebaik-baiknya. Padahal, seperti yang ia tunjukkan di film ini, Meester lebih dari kompeten untuk menahan layar dan menjual apapun yang skrip butuhkan. Dengan tampilan yang berantakan dan wajah panik yang menjual, Meester membuat saya percaya dengan semua skenario konyol yang ada di film ini. Nah, itu baru namanya komitmen.
Dengan durasi yang tidak lebih panjang bahkan dari beberapa episode drama korea, The Weekend Away adalah sebuah tontonan yang sangat cocok untuk mengakhiri akhir pekan Anda terutama kalau Anda tidak mau berkomitmen mencari hiburan yang lebih kompleks atau lebih panjang. Meskipun film ini terasa sekali unsur kerecehannya tapi sebagai hiburan sambil lalu dia lumayan asyik juga.
The Weekend Away dapat disaksikan di Netflix.
---
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(aay/aay)