Shadow and Bone: Cahaya di Tengah Kegelapan

Shadow and Bone: Cahaya di Tengah Kegelapan

Candra Aditya - detikHot
Selasa, 27 Apr 2021 18:51 WIB
Shadow and Bone
Foto: Shadow and Bone
Jakarta -

Ada kabut gelap berwarna hitam yang didalamnya berisi monster bernama Volcra. Kabut gelap, hitam yang menyesakkan ini diberi nama The Fold. Konon The Fold diciptakan oleh Grisha (manusia yang memiliki kemampuan gaib) yang belajar ilmu hitam. Kini The Fold menjadi pemisah antara negara yang rapuh. Sampai saat ini belum ada yang bisa menghancurkan The Fold, memberikan ketenangan bagi manusia-manusia yang ada di sekitarnya. Sampai akhirnya Alina (Jessie Mei Li).

Alina adalah seorang pembuat peta. Dia adalah seorang yatim piatu dan juga turunan warga Shu. Warga Shu adalah musuh semua orang dan itulah sebabnya orang selalu menatapnya sebagai pengingat perang. Sahabat (dan juga cinta sejatinya) adalah Mal (Archie Renaux), seorang itracker yang juga yatim piatu yang kini bertugas di First Army. Mereka melalui suka duka bersama. Dan sejak kecil mereka berjanji mereka tidak akan berpisah. Itu sebabnya ketika Mal mendapatkan tugas untuk menyeberang melewati The Fold, Alina mengikutinya.

Tentu saja ketika mereka berada di dalam The Fold, mimpi buruk menatap mereka. Volcra, yang bentuknya seperti perpaduan naga dan monster, menyerang mereka. Mal hampir saja dimangsa Volcra sampai akhirnya Alina tidak sengaja menyelematkannya. Alina yang memang sengaja tidak diuji kemampuan magisnya ketika ia masih kecil karena ia tak mau berpisah dengan Mal ternyata seorang Sun Summoner, seorang Grisha yang bisa mengeluarkan cahaya. Seorang Grisha yang hanya muncul di mitos. Seorang Grisha yang mungkin akan menjadi solusi untuk The Fold. Dan mendadak, semua harapan ada di pundaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diadaptasi dari serial Grisha Trilogy karya Leigh Bardugo, Shadow and Bone adalah serial fantasi Netflix terbaru yang ternyata langsung mencuri perhatian. Dengan Eric Heisserer (penulis skrip Arrival yang juga sangat melenakan) sebagai kreatornya, serial ini ternyata memberikan semua hal yang saya inginkan dalam sebuah tontonan fantasi remaja: dunia yang mengasyikkan, karakter-karakter yang menarik, konflik yang berliku-liku, percintaan yang menggemaskan dan tentu saja musuh yang meyakinkan.

Saya akui memang butuh beberapa waktu untuk mempelajari dunia dalam Shadow and Bone. Serial ini dengan ambisius menciptakan dunia baru yang detail, lengkap dengan mata uang sendiri, budaya yang berbeda dan karakter yang banyak. Tapi setelah episode satu berakhir, saya yakin Anda pasti akan langsung termakan oleh kisahnya sehingga mengikuti dunia dalam Shadow and Bone bukan lagi menjadi permasalahan yang berat.

ADVERTISEMENT

Salah satu hal yang paling mengesankan dalam Shadow and Bone adalah bagaimana ia membangun dunianya dengan meyakinkan. Percayalah ini bukan pekerjaan yang mudah mengingat dunia dalam serial ini begitu kompleks. Skrip yang tegas dan dibantu dengan pencapaian teknis yang meyakinkan ternyata membantu serial ini untuk tampil percaya diri. Melihat hasil akhirnya, Shadow and Bone sepertinya merogoh kantong Netflix dengan cukup dalam. Hal tersebut terlihat dari visualnya yang melenakan. Sinematografi, desain produksi dan kostumnya benar-benar mencuri perhatian. Benar-benar membantu saya untuk benar-benar masuk ke dalam dunianya.

Yang juga mengesankan dari serial ini adalah hanya dengan 8 episode, Shadow and Bone berhasil menceritakan berbagai karakter dengan lugas yang pada akhirnya memberikan rasa berbeda terhadap setiap sekuens. Selain kisah Alina dan Mal (bahkan mereka mendapatkan petualangan mereka sendiri-sendiri), Anda akan bertemu dengan geng bernama Dregs yang akan memberikan nuansa heist film terhadap serial ini. Dregs yang terdiri dari Kaz (Freddy Carter), Inej (Amita Suman) dan Jesper (Kit Young) memiliki misi sendiri yang akhirnya akan mempertemukan mereka dengan Alina.

Kemudian ada General Kirigan (Ben Barnes), mentor Alina yang akan mengajarinya untuk memperkuat ilmunya. Tapi semakin serial ini berjalan, Anda (seperti Alina) akan bertanya-tanya apakah General Kirigan memang sebaik itu atau dia mempunyai tujuan lain? Dan yang terakhir adalah petualangan Nina (Danielle Galligan) dengan Matthias (Calahan Skogman) yang akan mengingatkan Anda akan konsep Romeo Juliet. Kisah Nina dan Matthias mungkin terkesan hanya sebagai pancingan untuk musim berikutnya tapi tetap menarik dan menggemaskan.

Dengan casting yang sempurna dan editing yang mantap (semuanya di bawah satu jam), Shadow and Bone akhirnya berhasil menjadi adaptasi serial fantasi remaja yang meyakinkan. Ia tampil jauh lebih meyakinkan dari teman-temannya yang berakhir menjadi film medioker (serial Divergent, Beautiful Creatures, Eragon, serial Percy Jackson, The 5th Wave dan lain sebagainya). Akhir Shadow and Bone berhasil menempatkan karakter-karakternya di posisi yang asing dan intriguing. Kemampuan Alina ternyata tidak hanya memberikan harapan kepada orang-orang di dalamnya tapi juga kepada saya. Saya tidak sabar untuk menyaksikan petualangannya berikutnya.

Shadow and Bone dapat disaksikan di Netflix

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

(dar/dar)

Hide Ads