Ma Rainey's Black Bottom Film Terakhir Chadwick Boseman yang Mengesankan

Ma Rainey's Black Bottom Film Terakhir Chadwick Boseman yang Mengesankan

Candra Aditya - detikHot
Rabu, 23 Des 2020 19:04 WIB
Ma Raineys Black Bottom
Ma Rainey's Black Bottom film terakhir Chadwick Boseman / Foto: (MaRaineyfilm)
Jakarta -

Ketika Chadwick Boseman meninggal dunia Agustus kemarin, hampir semua penggemarnya di seluruh dunia langsung kaget diikuti dengan kesedihan yang mendalam. Dikenal dengan perangainya yang sopan, Boseman berakhir menjadi salah satu bintang film besar yang akan selalu ditunggu kehadirannya.

Chadwick Boseman memang baru melahirkan satu film blockbuster (Black Panther). Tapi satu film tersebut cukup untuk membuatnya menjadi salah satu bintang yang potensial. Potensi itu akhirnya bisa dilihat sepenuhnya dalam penampilan terakhirnya dalam adaptasi August Wilson yang terbaru, Ma Rainey's Black Bottom.

Kisah yang dipersembahkan oleh Ma Rainey's Black Bottom sangat kompleks meskipun presentasinya sederhana. Kita diajak untuk bertemu dengan performer, legend dari segala legend bernama Ma Rainey (Viola Davis). Seorang penyanyi blues yang menjadi salah satu kecintaan semua orang pada saat itu, tahun 1920-an di Amerika. Di Chicago, tempat kita bertemu dengan band Ma Rainey, kita berkenalan dengan tiga personelnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chadwick BosemanChadwick Boseman dalam Ma Rainey's Black Bottom / Foto: (dok. Netflix)

Ada Toledo (Glynn Turman) dan Cutier (Colman Domingo) masing-masing adalah karakter yang jauh lebih laidback. Mereka senang ada di background karena mereka tahu bintang sebenarnya adalah Ma Rainey. Apapun ide mereka, hasil akhir ada di tangan sang diva. Kemudian ada personel terakhir, Levee Green (Chadwick Boseman). Levee tidak seperti keduanya. Dia menginginkan hal yang lebih. Dia ingin memberikan input. Dia ingin memberikan komentar. Dia ingin bermain lebih dari sekedar biasanya.

ADVERTISEMENT

Dalam basement studio yang gelap dan berkeringat inilah drama dimulai dan berakhir. Kita akan menyaksikan bagaimana Levee berhadapan dengan sang legenda. Levee cukup idealis untuk berontak dan cukup muda untuk memiliki energi protes. Dan Ma Rainey memiliki segalanya untuk membuat anak muda ini bertekuk lutut. Trauma, horor masa lalu, luka yang dipendam akhirnya berhamburan keluar ketika mereka akhirnya saling maju untuk perang.

Dengan durasi 94 menit, Ma Rainey's Black Bottom adalah sebuah film yang penuh emosi. Ruben Santiago-Hudson yang mengadaptasi play karya August Wilson tahu bagaimana cara membuat dialog-dialog dramatis bernyanyi. Memaksa semua karakter ini berargumen di sebuah ruangan yang sempit membuat film ini terasa panas. Konsistennya terjaga dari awal sampai akhir.

Meskipun film ini sangat berisik (karena juga berbicara tentang musik), sutradara George C. Wolfe mempunyai cara yang menarik untuk memberikan kontras antara dunia luar dan interior studio. Sebelum penonton diajak masuk ke dalam recording studio, kita diajak untuk melihat karakter utamanya berjalan-jalan di exterior Chicago di siang hari.

Dengan matahari yang bersinar dan orang yang lalu lalang kita bisa melihat betapa 'artifisialnya environment ini. Ini adalah trik yang menarik karena interior studio recording-nya benar-benar gelap dan depressing. Sesuai dengan mood yang dibawa oleh film ini.

Ma Rainey's Black BottomViola Davis dalam Ma Rainey's Black Bottom / Foto: (MaRaineyfilm)

Dibutuhkan aktor-aktor yang baik untuk bisa menyanyikan dialog-dialog August Wilson yang menggelegar. Glynn Turman, Colman Domingo dan Michael Potts masing-masing memberikan penampilan yang apik sesuai dengan porsinya masing-masing. Viola Davis, salah satu aktor terbaik saat ini, dengan gampangnya menjelma menjadi Ma Rainey. Bahkan ketika karakternya tidak berbicara, kekuatan Davis mengisi ruangan. Auranya membuat sosoknya lebih dari sekedar hidup.

Entah apakah Chadwick Boseman tahu bahwa ini adalah penampilan terakhirnya dalam film tapi dia benar-benar total dalam film ini. Boseman sebagai Levee memberikan berbagai banyak penampilan yang gemilang dalam film ini sehingga susah bagi saya untuk memilih yang terbaik. Tapi mungkin jika harus dipaksa memilih adalah bagaimana Boseman memuntahkan monolognya yang panjang di klimaks film.

Wolfe sebagai sutradara dengan cerdik memilih close-up wajah Boseman yang penuh dengan emosi sebelum dia menghamburkan semua dialog Wilson. Disini Anda bisa melihat betapa sensasionalnya aktor ini. Ketika dia berteriak-teriak penuh emosi menceritakan tentang ibunya penonton diajak untuk merasakan pengalaman terburuk itu. Seolah-olah apa pun yang ia ucapkan adalah sebuah kenyataan yang sebenarnya. Sungguh penampilan yang sangat memukau.

Ma Rainey's Black Bottom memang bukan film yang akan bisa dinikmati semua orang. Kalau Anda tidak familiar dengan black culture atau bahkan musik blues atau mungkin plays milik August Wilson, Anda mungkin tidak akan betah menonton film ini.

Ma Rainey's Black BottomMa Rainey's Black Bottom dibintangi Viola Davis juga mendiang Chadwick Boseman / Foto: (MaRaineyfilm)

Tapi percayalah, Ma Rainey's Black Bottom lebih dari sekedar itu. Menyaksikan orang-orang berbakat menunjukkan kemampuan aslinya adalah pengalaman menonton yang sangat memuaskan. Dan untuk Chadwick Boseman, terima kasih untuk ini.

Ma Rainey's Black Bottom dapat disaksikan di Netflix

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(doc/doc)

Hide Ads