Bagi pecinta film sejati, judul Citizen Kane mungkin bukan judul yang asing di telinga. Film garapan Orson Welles itu disebut-sebut sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa.
Sampai sekarang banyak pecinta film sampai pembuat film ternama menyebut film tersebut sebagai mahakarya yang tidak akan terulang lagi. Dan Orson Welles yang tidak hanya menjadi aktor utama tapi juga produser, sutradara dan penulisnya baru berusia 25 tahun saat membuatnya. Tapi apakah benar bahwa Citizen Kane ditulis oleh Orson Welles?
Mank adalah biopik tentang Herman J. Mankiewicz yang menceritakan tentang topik tersebut. Siapa sebenarnya yang menulis film terbaik sepanjang masa tersebut. Menjadi film kesebelas David Fincher setelah enam tahun tidak merilis film panjang (dia sibuk dengan menyutradarai beberapa episode House of Cards, menjadi executive producer Love, Death, Robots dan juga menjadi nahkoda dua musim Mindhunter yang mempesona di Netflix), Mank adalah sebuah biopik yang melenakan.
Ditulis oleh almarhum bapak David Fincher sendiri, Jack Fincher, Mank sebenarnya adalah sebuah kisah yang sangat sederhana. Dimulai dengan Mank (Gary Oldman) yang kecelakaan dan terpaksa harus menulis skrip yang dipesan oleh Orson Welles (Tom Burke), penonton dibawa maju mundur ke dalam dunia Mank yang penuh dengan orang-orang penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian paling krusial dalam gaya hidup Mank adalah hobinya menenggak alkohol (yang juga kelak akan menjadi alasan kenapa dia meninggal di usia yang relatif muda). Mank adalah seorang penulis yang hebat. Mantan jurnalis ini bisa menghasilkan sebuah karya yang menarik. Tapi kebiasaannya menenggak alkohol membuatnya menjadi sosok yang menyebalkan bagi sebagian orang dan menarik bagi sedikit orang. Bos media seperti William Randolph Hearst (Charles Dance) jelas menganggap Mank sebagai orang yang menarik. Itulah sebabnya Mank sering muncul di acara-acaranya. Yang tidak Hearst tahu adalah kelak Mank akan membuat sebuah mahakarya yang karakter utamanya terinspirasi oleh sosoknya.
Banyak simpang siur yang terjadi tentang pembuatan film Citizen Kane. Mank sendiri hadir karena Jack Fincher terinspirasi dengan artikel Pauline Kael berjudul Raising Kane yang mengklaim bahwa Orson Welles tidak menulis Citizen Kane sama sekali. Menurut sejarah, Mank dipekerjakan oleh Orson Welles untuk menjadi ghostwriter. Itulah sebabnya ketika Mank meminta namanya dicantumkan sebagai penulis, Orson Welles merasa sangat dikhianati.
Terlepas dari semua kontroversi yang ada, Mank adalah sebuah film yang sangat David Fincher. Walaupun mungkin ini akan menjadi film Fincher yang paling tidak accesible bagi penonton awam (terutama bagi mereka yang tidak menonton Citizen Kane atau tidak terbiasa menonton film lama). Bahkan dibandingkan dengan Zodiac yang terlalu detail atau bahkan Fight Club yang terlalu mengalienasi penonton, Mank tetap menjadi film Fincher yang paling tidak biasa.
Walaupun sebenarnya jika mau dikulik, secara plot tidak ada yang membingungkan dengan jalan cerita yang ada. Kalaupun Anda belum pernah menonton Citizen Kane, Anda akan tetap bisa mengerti jalan ceritanya karena semuanya berjalan dengan mulus. Maju mundur masa kini dan flashback ditampilkan dengan rapi.
Yang paling membuat Mank spesial justru ada di kemasannya. Menurut banyak kabar, Fincher menginginkan Mank setelah dia sukses membuat Seven. Tapi karena dia ingin mempersembahkannya dalam bentuk hitam putih seperti format Citizen Kane, tidak banyak studio Hollywood yang mau memberi lampu hijau untuk proyek ini. Kesempatan yang diberikan oleh Netflix kepada Fincher sama sekali tidak disia-siakan karena film ini sangat mengesankan bahkan jika Anda menontonnya di televisi dan bukan di layar bioskop.
Sinematografer Erik Messerschmidt yang bekerja sama dengan Fincher melalui Mindhunter berhasil melukis Mank layaknya sebuah film yang mengendap di museum. Hitam putihnya mempesona. Dan bukan Fincher namanya kalau dia tidak detail. Lengkap dengan cigarrette burns dan grain, Mank benar-benar terasa seperti film lama. Ini semua kemudian disempurnakan dengan desain suara yang juga menyerupai film lama. Suara film ini terasa seperti film jadul. Ren Klyce, sound designer film ini, mempersembahkan Mank seperti layaknya film yang dibuat di era tersebut.
Mank adalah kolaborasi keempat Fincher dengan Trent Reznor dan Atticus Ross setelah The Social Network, The Girl With The Dragon Tattoo dan Gone Girl. Tidak seperti ketiga film tersebut yang musik scoringnya berbau elektronik, Reznor dan Ross benar-benar mempersembahkan sesuatu yang sangat berbeda di film ini.
Dari detik pertama film ini diputar, ketika opening credits muncul, Anda akan langsung digiring ke suasana jadul yang mungkin membuat Anda bertanya-tanya, "Apakah ini orang yang sama yang membuat musik di The Social Network?" Gubahan musik mereka tidak hanya membuat Mank terasa sangat otentik tapi juga mendukung setiap suasana yang ada dalam film ini.
Tentu saja Mank tidak akan menjadi tontonan yang asyik kalau aktor-aktornya tidak bisa tampil. Dipimpin oleh Gary Oldman, Fincher mengerahkan aktor-aktor terbaik yang gaya aktingnya sengaja disesuaikan dengan gaya akting tahun tersebut. Arliss Howard sebagai Louis B. Mayer berhasil mencuri perhatian. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan Amanda Seyfried di film ini. Berperan sebagai Marion Davis, mantan aktris film bisu yang dielu-elukan, Seyfried benar-benar mencuri setiap scene yang ada.
Wajahnya yang klasik dan matanya yang besar benar-benar membuatnya seperti artis jaman dulu. Sebagai sebuah produk Fincher, Mank mungkin tidak memberikan kesan yang mendalam karena topiknya yang terlalu segmented. Kalau Anda sudah kebiasaan menyaksikan film Fincher seperti Seven, Fight Club atau bahkan Gone Girl yang penuh dengan tikaman tajam dan twist, mungkin Anda kebosanan menyaksikan film ini. Tapi percayalah, film seperti Mank munculnya seperti komet. Dan ketika komet tersebut muncul, Anda wajib menyaksikannya.
Mank dapat disaksikan di Netflix
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(nu2/nu2)