The Two Worlds tidak hanya berhasil membawa penonton ke dunia fantasi yang sangat menghibur tapi ia juga bisa menyeimbangkan adegan aksi spektakuler, komedi dan juga drama yang mengharu biru ke dalam sebuah film berdurasi 140 menit. Tidak mengherankan jika film tersebut menjadi salah satu film yang sukses menarik banyak penonton. Sekuelnya (yang menurut kabar disyut berbarengan dengan film pertamanya) yang diberi sub-judul The Last 49 Days, melanjutkan kisah film pertamanya. Hanya saja kali ini kita mendapatkan protagonis yang baru. Dalam The Last 49 Days kita melihat tiga dewa kematian kita harus menemani Kim Soo-hong (Kim Hyang-gi), adik dari Kim Ja-hong dari film pertamanya, yang meninggal karena tidak sengaja ditembak oleh temannya.
Ditulis dan disutradarai oleh Kim Yong-hwa, The Last 49 Days adalah sebuah tontonan yang berbeda dengan film pertamanya. Anda yang melihat film pertamanya mungkin akan langsung familiar dengan tone filmnya yang memasukkan unsur fantasi, aksi, drama dan komedi dalam satu paket. Dunia yang di-establish oleh Kim Yong-hwa sudah terealisasi dengan baik di film pertamanya sehingga Anda tidak akan kebingungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini merupakan sebuah gambling yang cukup menarik. Di satu sisi, Kim Yong-hwa menjadikan pengadilan Kim Soo-hong hanya sebagai backdrop. Tapi disisi lainnya, Kim Yong-hwa berhasil menyusul masa lalu ketiga dewa kematian tersebut dengan drama dan intrik yang menarik. Kekurangannya adalah mungkin film ini tidak menjadi sedramatis dan semelankoli film pertamanya.
Kehebatan Kim Yong-hwa sebagai sutradara adalah dia bisa meramu semua perbedaan setting, cerita dan tone filmnya dengan baik. Jangan salah sangka, The Last 49 Days jauh lebih membingungkan dan lebih "sibuk" dari film pertamanya. Tapi Kim Yong-hwa tetap bisa menyajikan filmnya dengan enak sehingga penonton akan nyaman mencerna. Bahkan dengan kehadiran berbagai monster sampe dinosaurus (jangan tanya kenapa ada, semuanya akan make sense ketika Anda menontonnya), The Last 49 Days tetap asyik untuk dikunyah.
Dengan ending yang membuka banyak pintu untuk sekuel-sekuel (ya, jamak), The Last 49 Days membuktikan bahwa ia adalah sekuel yang patut dinanti. Performanya mungkin memang tak seunggul film pertamanya, tapi kadang rasa yang berbeda memberikan pengalaman menonton yang seru. Dengan pemain-pemain rupawan, desain produksi fantastis dan CGI yang mumpuni, The Last 49 Days adalah sebuah tontonan musim panas yang mengasyikkan.
'Along with the Gods: The Last 49 Days' tayang di jaringan Cinemaxx dan CGV
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International. (dar/dar)