Deklarasi AKS1 Berantas Pencuri Royalti di Industri Musik

Deklarasi AKS1 Berantas Pencuri Royalti di Industri Musik

Muhammad Hasanudin Zuhdi - detikHot
Sabtu, 26 Agu 2023 10:04 WIB
Para pencipta lagu se-Indonesia, melakukan sesi diskusi bersama mengenai gerakan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKS1) yang membahas tentang persoalan-persoalan di industri musik, khususnya yang menyangkut kepada penulis lagu.
(Foto: Muhammad Hasanudin Zuhdi/detikcom) Para penggagas dan pengurus gerakan AKS1 dalam diskusi bersama di Jalan Braga Bandung.
Bandung -

Para pencipta lagu se-Indonesia, melakukan sesi diskusi bersama mengenai gerakan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKS1) yang membahas tentang persoalan-persoalan di industri musik, khususnya yang menyangkut kepada penulis lagu.

Kegiatan yang diselenggarakan di Jalan Braga Bandung pada Jumat sore 25 Agustus 2023 ini, mengundang musisi Ahmad Dhani serta komposer lainnya seperti Piyu, Posan Tobing, Ari Bias, Buky, dan masih banyak lagi. Mereka membuat satu kesepakatan bahwa industri musik itu harus dimiliki tidak hanya bagi para pengguna, tetapi juga menjadi milik penulis lagu. Jadi ekosistem harus sejahtera semua bukan hanya sebagian saja.

Ahmad Dhani selaku dewan pembina dari AKS1 mengatakan, gerakan ini berdiri karena satu persoalan yakni kesenjangan ekosistem atau belum rapinya sistem royalti. Oleh karena itu, ia bersama rekan-rekannya melakukan gerakan ini untuk memberikan perubahan di industri musik Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memperjuangkan live event untuk membagi royalti antara penyanyi yang menyanyikan lagu dari seorang pencipta lagu tersebut," katanya ketika memberikan sambutan.

Para pencipta lagu se-Indonesia, melakukan sesi diskusi bersama mengenai gerakan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKS1) yang membahas tentang persoalan-persoalan di industri musik, khususnya yang menyangkut kepada penulis lagu.Penyerahan simbolis bendera AKS1 kepada Bucky Wikagoe oleh Ahmad Dhani. Foto: Muhammad Hasanudin Zuhdi/detikcom

Ketua umum gerakan AKS1, Piyu, menjelaskan ada masalah yang memang sudah berlangsung sejak lama di industri musik Indonesia dan sekarang saatnya memperbaiki masalah ekonomi antara komposer (pencipta lagu) dengan para performer atau artisnya.

ADVERTISEMENT

"AKS1 adalah sebuah gerakan yang akan yang menjadi mediator antara penyanyi dan pencipta lagunya," jelas Piyu saat berbincang-bincang bersama.

Ia juga mengungkap bahwa hak cipta dari penciptaan lagu telah ada undang-undang yang mengatur, akan tetapi hal yang harus ditekankan yakni tentang adab dan etika dari para penyanyi yang mendapatkan keuntungan atas karya dari si pencipta lagu tersebut.

"Jadi bukan habis karyanya dipake, lalu dilupakan pencipta lagunya. Kita pengin semuanya setara. Punya hak ekonomi yang sama. Punya hak moral yang sama. Karena semua itu ada di dalam undang-undang," ungkapnya.

"Kita yang bikin karya dan mereka yang menikmatinya, tapi kenapa kok ada kesenjangan di situ. Penyanyi bisa mendapatkan Rp 200 juta, pencipta lagu cuma bisa ngaplo (gigit jari)," tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa ia telah melakukan pertemuan dengan Menteri Hukum dan HAM, lalu melakukan sesi focus group disscussion (FGD) dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen HKI). Hadir pula praktisi musik dan hukum mengenai Undang-undang Hak Cipta di momen itu. Mereka semua sepakat bahwa UU tersebut memang bermasalah.

"Target AKS1 bukan hanya melakukan gerakan moral, namun kita punya mimpi atau cita-cita untuk merevisi Undang-undang Hak Cipta supaya mempunyai kekuatan yang tinggi pada pencipta lagu. Sedangkan misi kita membuat kesetaraan dan kesejahteraan bagi para pencipta lagu," ucapnya.

"Kita harus kawal ini semua, supaya ini bisa terjadi. Kita bukan hanya bergerak koar-koar aja di media, tapi kita juga harus bergerak secara politis juga," sambungnya.

Bucky Wikagoe yang akrab disapa Buky juga sempat mengatakan tentang gerakan AKS1 ini dilakukan untuk membangun kesadaran bagi para pencipta lagu maupun penyanyi, yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap hak dan kewajibannya di wilayah industri musik.

"AKS1 hadir menurut saya, harus dengan visi-visi untuk memberi keseimbangan terhadap ekosistem musik di Indonesia. Jadi harus lebih modern, harus lebih tanggap, kemudian juga mengoreksi lembaga-lembaga yang diberi kuasa oleh undang-undang untuk mengelola royalti," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa hal ini adalah sebuah gerakan potensi ekonomi sebagai tuntutan hak bagi para komposer.

"Jadi oleh karena itu, mudah-mudahan ini menjadi cikal bakal untuk meningkatkan cita-cita kita bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan para pencipta lagu khususnya," lanjutnya.

Para pencipta lagu se-Indonesia, melakukan sesi diskusi bersama mengenai gerakan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKS1) yang membahas tentang persoalan-persoalan di industri musik, khususnya yang menyangkut kepada penulis lagu.Foto bersama keanggotaan gerakan AKS1 dari para komposer se-Indonesia Foto: Muhammad Hasanudin Zuhdi/detikcom

(aay/aay)

Hide Ads