Musisi Ifan Seventeen mengaku resah tentang hak kekayaan intelektual hingga transparansi royalti untuk sebuah karya. Nyatanya, hal itu juga jadi keresahan banyak musisi Tanah Air.
Kata Ifan Seventeen, pembagian royalti tersebut kadang tidak membuat musisi di Tanah Air menjadi sejahtera. Bahkan, beberapa musisi mengklaim hasil royalti tidak cukup untuk biaya bertahan hidup mereka.
"Seventeen dulu sempat menjadi 5 deretan grup musik di Indonesia yang mendapatkan royalti terlaris. Tetapi, dapatnya cuma Rp 30 juta dan itu dibagi 5, sangat miris sekali," ujar Ifan dalam jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Jumat (11/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Ifan pun mengatakan banyak digital platform di Indonesia yang mewadahi sebuah karya dari musisi di Tanah Air.
Namun sayangnya, platform itu tak bisa memberikan upah dengan harga yang memuaskan.
"Cuma, di Indonesia diberikan CPM (biaya per 1.000 tayangan) paling terkecil. 1.000 kali diputar itu cuma Rp 3.000. Kalau 1 juta kali diputar, itu Rp 3 juta. Makanya di luar sana banyak musisi yang teriak soal royalti," ucap Ifan.
Berangkat dari keresahan tersebut, Ifan yang merupakan Direktur Utama Kunci Rumah Entertainment menghadirkan KunciPlay.
"Ini tuh digital platform musik yang khusus untuk para musisi yang merilis NFT musiknya di Kunci Rumah Entertainment. Nantinya, akan bersifat eksklusif karena tidak bisa didengarkan pada platform jenis lain," ujar Ifan.
Pemilik nama lahir Riefian Fajarsyah itu mengatakan pihaknya hanya ingin memfasilitasi musisi di Indonesia untuk berbisnis secara normal, adil, dan transparan.
"Bukan hanya musisi saja yang nanti bisa lihat royaltinya senilai berapa, tapi masyarakat Indonesia juga bisa melihat royalti musisinya. Musisi dengan karya yang bagus itu harusnya sejahtera," tutur Ifan.
Lebih lanjut, Ifan membuka peluang untuk penyanyi Indonesia, baik di pelosok negeri maupun kota-kota besar bergabung dengan pihaknya secara gratis.
Gratis yang dimaksud Ifan Seventeen itu seperti mempromosikan hingga memproduksi sebuah karya.
"Walaupun kita gratiskan, tapi kepemilikan master license 100 persen punya musisi, itu tidak akan pernah berubah," jelasnya.