Tri Suaka merupakan penyanyi asal Jogja, DIY yang mengawali kariernya di musik sebagai seorang pengamen. Ia dahulu terbiasa mengamen di kawasan paling terkenal di Jogja, Malioboro.
Nama Tri Suaka kini semakin ngehits karena ia kerap mengunggah karya-karyanya di YouTube. Tentu, dunia digital lah yang merubah nasib pria kelahiran 1993 ini.
Zaman kemudian semakin berkembang, aplikasi dan platform musik digital pun kian memadai. Tri Suaka yang aktif beraksi di dunia digital pun merasa diuntungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya lewat aplikasi baru bernama Fenix360. Tri Suaka mengaku, ia dapat mempublikasikan hasil karya musiknya lewat teknologi blockchain berbasis Singapura ini.
Melalui platform ini, musisi, aktor, model, komedian, penari dan pelukis bisa mendapatkan hasil iklan hingga 80 persen, bahkan bisa mendapatkan 95 persen atas transaksi non-fungible token (NFT), merchandise, tiket pertunjukan, serta hasil livestream.
Saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini, Tri Suaka pun merasa sangat diuntungkan dengan adanya aplikasi tersebut.
"Ini sebuah aplikasi platform yang bisa mengsupport juga konten kreator dan juga mungkin dari musisi juga," ujar Tri Suaka.
"Sebenarnya digital itu mempermudah. Karena kita bisa secara langsung. Kalau zaman dulu kaset ya, sekarang udah digital jadi bisa dengerin apapun di media platform gitu mempermudah," sambung Tri Suaka.
Lebih lanjut, Tri Suaka mengaku saat ini semua hasil karya musiknya dibuat dan dipublikasikan secara digital. Baginya, bentuk karya digital mempermudah kerjanya dan sangat praktis.
Sementara itu, membahas soal rilisan fisik dari karya musiknya, Tri Suaka mengaku belum dapat memastikannya. Ia belum terpikirkan untuk membuat album musiknya dalam bentuk fisik.
"(Karya musik fisik) nggak udah nggak. Semua udah digital," sahut Tri Suaka.
"(Album fisik) belum ada, haha kalau Tri kan baru ya. Masuknya di era yang digital gitu," sambungnya.
(pig/dal)