Perjalanan Panjang Lagu Burung Gereja dari Giring Ganesha dan Dul Jaelani

Wawancara Eksklusif

Perjalanan Panjang Lagu Burung Gereja dari Giring Ganesha dan Dul Jaelani

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Senin, 31 Mei 2021 07:32 WIB
Plt Ketum PSI Giring Ganesha berkunjung ke Kantor DPW PSI Jabar di Bandung. Di sana ia bicara terkait rencananya maju dalam kontestasi Pilpres tahun 2024.
Perjalanan Panjang Lagu Burung Gereja dari Giring Ganesha dan Dul Jaelani. (Foto: Wisma Putra)
Jakarta -

Lima tahun lalu, saat Dul Jaelani masih berusia 16 tahun, dia membuat lagu cinta berjudul Burung Gereja. Mulanya, lagu tersebut ingin ia bawakan bersama bandnya yang bernama Backdoor. Namun, ia merasa lagu itu tidak cocok untuk dimainkan bandnya yang beraliran grunge.

Dia pun kemudian berpikir Burung Gereja bakal lebih cocok dibawakan oleh penyanyi lain yang bukan dirinya. Rupanya, lagu tersebut menempuh perjalanan yang cukup panjang.

Lagu itu sempat nyaris dibawakan oleh Ari Lasso hingga Dewa 19. Namun, suatu hari Dul Jaelani terpikir dirinya tidak ingin terus menerus hidup di bawah bayang-bayang nama besar ayahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau misalkan aku kasih Dewa, sampai kapan aku di bawah bayang-bayang Ahmad Dhani dan Dewa 19?" ujar Dul mengenang saat-saat itu dalam wawancara virtual dengan detikcom, baru-baru ini.

Dul Jaelani pun kemudian mencari penyanyi lainnya. Dirinya sempat menawari rekan-rekan sesama musisi yang seumuran dengannya. Namun, dia tak kunjung memperoleh hasil yang ia inginkan.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya pada suatu hari, dirinya bertemu dengan Giring Ganesha di salah satu konser yang diadakan oleh sebuah stasiun televisi. Ia pun menawarkan diri pada Giring untuk menyanyikan lagu.

"Ada desas-desus Kak Giring lagu cari lagu, aku langsung terpanggil, aku bilang, ada lagu, nih, tapi waktu itu aku belum kasih yang Burung Gereja," cerita Dul.

Giring Ganesha pun menyambangi rumah Dul setelahnya. Di situ, barulah Dul memperdengarkan Burung Gereja pada Giring.

"Pas dengar lagunya gue langsung jatuh cinta, karena ini adalah lagu yang notasinya bisa abadi. Notasinya akan selamanya, dan jangka waktunya nggak ada ujungnya. Liriknya juga simple, pure, liriknya anak umur 16 tahun bikin lagu, liriknya ya begini, nggak neko-neko," kata Giring.

Setelah sepakat untuk menggarap Burung Gereja bersama, rupanya perjalanan lagu itu belum kunjung selesai. Giring merasa Burung Gereja adalah lagu yang terbilang rumit. Sehingga butuh cara tersendiri untuk membawakan lagu tersebut hingga enak didengar.

Untuk menyiasatinya, akhirnya Dul Jaelani dan Giring Ganesha sepakat untuk melibatkan Pay Burman sebagai produser.

"Challenge-nya beberapa notasi nyanyinya harus kencang, sedangkan kalau lagunya kencang feel-nya nggak dapat. Kami bikin demonya, ternyata demonya belum maksimal juga. Di situ gue masih ngerasa gue nyanyinya belum enak. Akhirnya kami memutuskan kami harus diproduseri Om Pay," tutur Giring.

"Waktu itu lagi (masa pandemi) COVID-19 awal-awal. Suatu malam aku nekat datang ke rumah Om Pay. Aku tes sama timku, alhamdulillah negatif. Dari situ kami langsung bikin demonya, guidenya, bagannya Burung Gereja," timpal Dul.

Satu hal yang membuat Giring merasa salut pada Dul adalah semangat yang dimiliki oleh putra ketiga Ahmad Dhani itu. Menurutnya, Dul adalah penulis lagu yang begitu terlibat dalam penggarapan lagunya dari awal hingga akhir.

Hal itu, menurut Giring Ganesha, sangat membantunya dalam proses pengerjaan lagu.

"Baru pas sudah bagan baru mempelajari lagunya dengan baik, dan Dul di sini juga bukan hanya songwriter yang lepas. Dia benar-benar datang pas rekaman, mantengin. Coba lagi sampai mendapatkan format sekarang, akhirnya bisa," ungkap Giring.

Kini, Burung Gereja telah rilis sebagai single dan dapat didengarkan di berbagai layanan streaming lagu.

(srs/mau)

Hide Ads