Beberapa tahun lalu, pada suatu hari ketika Candra Darusman dan keluarganya tengah bermukim di Singapura, dia menemukan istrinya terlihat murung. Tentunya musisi yang pernah bergabung dalam Chaseiro dan Karimata itu tidak ingin kabut berlama-lama menyelimuti hati perempuan yang dia sayangi itu.
Candra Darusman pun segera memutar otaknya. Pada mulanya, ia ingin memberikan bunga untuk sang istri. Namun, dia teringat pada keahliannya untuk meramu lagu. Sekejap, dia pun menuliskan lagu untuk istrinya.
Rupanya siasat Candra Darusman untuk merayu istrinya terbilang jitu. Tidak berapa lama, istrinya yang tengah bermuram hati itu kembali ceria. Kejadian itu rupanya menjadi asal mula terciptanya Waktuku Hampa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tema Waktuku Hampa adalah tema pribadi yang saya alami ketika istri saya kesel sama saya. Jadi itu obat. Sudah deh daripada beli bunga, saya bikin lagu, say it with the song," kenang Candra Darusman sambil berkisah tentang asal mula penggarapan lagu itu dalam wawancara virtual dengan detikcom.
Ardhito Pramono yang menyanyikan lagu tersebut dan bergabung dalam wawancara virtual itu pun terkekeh mendengar kisah di balik terciptanya Waktuku Hampa. "Memang musisi paling ampuh sih bikin lagu," ucap Ardhito menanggapi.
Waktuku Hampa merupakan lagu yang dibawakan oleh Ardhito dan Detik Waktu Quartet. Lagu itu dirilis belum ini sebagai pembuka dari proyek musik yang dibidani oleh Candra Darusman dan Nikita Dompas dalam Detik Waktu Quartet.
Detik Waktu Quartet pun terbentuk dari kerinduan Candra Darusman untuk memainkan musik jazz secara santai dan intim. Dia lalu mengajak Nikita Dompas bergabung. Kini, Detik Waktu Quartet beranggotakan Nikita Dompas (gitar), Candra Darusman (piano, vibraphones), Kevin Yosua (upright bass) dan Dave Rimba (drum).
Setelah ditulis untuk pertama kalinya di Singapura beberapa tahun yang lalu, Waktuku Hampa pun tersimpan sekian lama. Candra Darusman berkelar, lagu itu seakan menanti Ardhito Pramono untuk menyanyikannya.
![]() |
Pertemuan Ardhito Pramono dengan lagu itu sebenarnya tidak lepas dari campur tangan Nikita Dompas yang juga bertindak sebagai produser dari proyek musik tersebut.
"Kalau dari gue sebenernya memang sudah dari lama gue mengidolakan sosok Candra Darusman dengan karya-karya beliau dan ada sebuah ajakan yang keluar dari Nikita Dompas, pada saat itu dia nawarin untuk bikin satu project-an gitu. Dia bilang, pokoknya project-nya lo banget dan itu masih raw banget pada saat itu," tutur Ardhito.
"At that moment Nikita kasih (demo lagu), aku langsung tahu kalau itu lagu ciptaannya om Candra Darusman. Jadi mula-mulanya dari situ," sambung Ardhito.
Candra Darusman menambahkan, "Sebenarnya ceritanya Ardhito cukup unik. Jadi yang menjodohkan saya dengan Ardhito sebenarnya Nikita Dompas dan Pandji Prasetyo (dari Signature Music Indonesia). Mereka punya visi kayaknya ini lagu kalau dibawain Ardhito akan bagus."
Meski terbilang kedua belah pihak langsung merasa nyaman satu sama lain dalam meramu kolaborasi tersebut, bukan berarti Waktuku Hampa tercipta sebagai lagu yang utuh tanpa tantangan.
Pada mulanya, Ardhito Pramono sempat merasa gelisah ketika hendak menyanyikan lagu ini. Sebab dia sangat jarang membawakan lagu yang ditulis oleh orang lain. Terlebih, lagu itu ditulis oleh musisi sekaliber Candra Darusman.
"Pasti banyak banget anxiety-nya yang gue alami saat itu. Ngebayangin satu situasi atau lagu yang belum pernah dinyanyikan atau direkam sebelumnya untuk gimana gue bisa 'kawin' dengan lagu itu, lumayan banyak anxiety-nya," beber Ardhito.
Namun setelah menjalani proses penggarapan lagu tersebut, Ardhito Pramono perlahan-lahan mulai mengerti apa yang harus dia lakukan. "Tapi di tengah proses workshop lagu tersebut, sudah kebayang lagunya mau dibawa kemana," terang dia.
Saling Puji
Bersama Ardhito Pramono, Detik Waktu Quartet pun melakukan lokakarya sebelum benar-benar melakukan rekaman. Candra Darusman bercerita keberhasilan lagu itu tidak lepas dari peran penting Nikita Dompas sebagai produser.
"Di sini peran produser penting kan. Nikita masuk dulu dengan bikin musik dasar. Gitar, bass, drum duluan masuk. Nah, itu penting sekali. Peran produsernya adalah membuat atau menemukan atmosphere yang diinginkan oleh semua. Hasil trionya gitar, bass dan drum itu udah enak, kecepatannya sudah pas, cara mainnya juga pas. Waktu saya masuk piano, jadi tinggal menambah ornamen-ornamen. Sehingga pas masuk vokal, penyanyi sudah nyaman," jelas Candra.
![]() |
Mengenai hasil kolaborasi tersebut, Ardhito Pramono dan Candra Darusman pun saling memuji. Candra Darusman memuji Ardhito Pramono yang berhasil memasukkan warna dirinya dalam lagu ciptaannya.
"Walaupun sepertinya Ardhito terpengaruh oleh demo yang awal tapi Ardhito berkreasi juga pas nyanyi dengan improvisasinya sendiri, ada improvisasi yang muncul dari Ardhito sendiri. Dia juga muncul dengan dia punya cengkok dan dia punya karakter juga. Dia kembangkan sehingga keluar warna dia sendiri," ungkapnya.
Sedangkan Ardhito Pramono mengaku dirinya sudah sejak lama mengidolakan Candra Darusman. "Boleh dibilang Indonesia sangat bangga mempunyai Om Candra, sosok Om Candra Darusman sangat inspiratif banget, lagu yang dikarang Om Candra selalu melegenda, selalu bisa dibahas oleh anak-anak generasi gue, nggak pernah habis, selalu bisa dikulik, dan nggak pernah pelit ilmu," ujar Ardhito.
Waktuku Hampa rencananya akan masuk dalam album Detik Waktu 2 yang merupakan kelanjutan dari Detik Waktu: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman (2018). Selain Ardhito Pramono, Detik Waktu Quartet juga akan menggandeng sejumlah penyanyi lainnya dalam lagu berikutnya.
(srs/wes)