Meriahnya Jazz Gunung Hybrid Concert 2020

Meriahnya Jazz Gunung Hybrid Concert 2020

Ardian Fanani - detikHot
Minggu, 13 Des 2020 09:33 WIB
Jazz Gunung
Jazz Gunung Hybrid Concert 2020 Foto: Ardian Fanani/detikhot
Banyuwangi -

Jazz Gunung Hybrid Concert 2020 sukses digelar di dua tempat. Di Banyuwangi, Bintang Indrianto feat. Sruti Respati dan Sri Hanuraga Trio feat. Dira Sugandi mampu membius penonton yang tak lebih dari 300 orang dan disiarkan secara virtual.

Pertunjukan langsung diadakan di Amfiteater Taman Gandrung Terakota, Jiwa Jawa Resort Ijen, Banyuwangi, Sabtu (12/12/2020). Pertunjukan ini, menjadi pelepas dahaga di tengah Pandemi COVID-19, yang membatasi adanya kerumunan massa.

Meski sempat diguyur hujan, namun perhelatan Jazz Gunung Ijen 2020 di Banyuwangi berlangsung meriah. Ada penampilan tarian Jejer Jaran Dawuk Banyuwangi, guyon pembawa acara Alit dan Ghundi, serta sajian musik dari Bintang Indrianto featuring Sruti Respati pada sesi pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bintang dan Sruti tampil dengan tuntas walau diguyur hujan saat setengah pertunjukan berlangsung. Penonton pun tetap bertahan dengan memakai payung sambil menikmati lagu-lagu Asmaradana, Kendang Kribow, Aku Ewa, Ole Olang, Pewaris dan Ibu Pertiwi.

Ada pula lagu The Beauty of Ijen yang ditampilkan perdana di ajang ini. Secara khusus, Bintang menciptakan The Beauty of Ijen untuk ditampilkan pada kesempatan ini. Liriknya juga ditulis oleh Sruti Respati.

ADVERTISEMENT
Jazz GunungJazz Gunung Foto: Ardian Fanani/detikhot

"Saya kagum dengan Ijen, indah sekali. Saya dan teman-teman senang sekali ada momen bersejarah di dunia pertunjukkan musik saat ini di Jazz Gunung Ijen 2020," kata Bintang di tengah menghibur penonton.

Memasuki sesi kedua, Sri Hanuraga Trio featuring Dira Sugandi tampil mempesona membawakan deretan lagu Hyperreality, Paris Berantai, Rangkaian Melati, Ibu Pertiwi, Rek Ayo Rek, Ampar Ampar Pisang, Manuk Dadali, dan Kicir-Kicir.

Tentu ajang ini juga sebagai obat bagi penampil dan penonton. Sudah jarang bahkan tidak ada kegiatan panggung yang dirasakan oleh para musisi mengekspresikan karyanya langsung di depan penonton.

Dira yang mengenakan busana hitam-hitam itu kemudian menyanyikan lagu Rangkaian Bunga Melati, yang didedikasikan untuk para tenaga kesehatan yang selalu semangat di tengah pandemi.

"Ini kali pertama kami tampil secara langsung lagi sejak bulan Februari karena berbeda sekali tampil secara virtual sebelumnya. Terima kasih Jazz Gunung Indonesia. Kami juga ucapkan terima kasih kepada para tenaga kesehatan yang terus berjuang merawat pasien COVID-19. Ingin sekali memberikan rangkaian melati untuk anda," ujarnya.

Penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono mengatakan, Jazz Gunung 2020 merupakan ikhtiar untuk bisa beraktivitas dan menghidupkan industri musik dan pariwisata sambil menjalankan protokol kesehatan. Jazz Gunung tahun ini mengukir sejarah baru dengan menggelar Hybrid Concert yang disiarkan secara virtual.

"Tentu ini menjadi sejarah baru bagi Jazz Gunung. Kita menggelar konser secara hibrida atau Hybrid Concert. Dari Banyuwangi, Bromo dan disiarkan dari Jogjakarta. Tentu hal ini akan mengobati kerinduan Al Jazziyah. Sekarang ini banyak seniman yang OTG (Orang Tanpa Gawean)," katanya.

Jazz Gunung mencatat sejarah baru dalam pagelaran di tahun 2020 ini. Seluruh jajaran yang terlibat Jazz Gunung Hybrid Concert 2020, wajib mengikuti tes swab antigen untuk memastikan dalam kondisi baik sebelum masuk arena pertunjukkan. Tak hanya itu, mereka juga wajib memakai masker dan menjaga jarak saat menonton penampilan para musisi.

"Kita wajibkan 3W. W yang pertama Wajib mengikuti tes Swab Antigen. W kedua yakni Wajib Pakai masker dan W ketiga adakah Wajib jaga jarak," ujar penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono kepada wartawan, Sabtu (12/12/2020).

Pada Jazz Gunung Ijen 2020, panitia membatasi jumlah penonton. Total swab antigen yang telah dilaksanakan sebanyak 239 orang.

"Kita tidak akan menyerah dengan pandemi ini. Tentu kita manfaatkan teknologi dan disiplin melakukan protokol kesehatan. Swab antigen kita biayai semua dan gratis," pungkasnya.

Di sela-sela pertunjukkan, dr. Grace Hananta C.Ht dari Gerakan Pakai Masker mengingatkan dan memberikan tutorial kepada penonton untuk menggunakan masker dengan baik. Panitia pun tak segan untuk menegur para tamu yang hadir jika tidak mengenakan masker dengan benar.

Grace, merupakan dokter holistik yang selama ini rajin memberikan edukasi tentang pentingnya memakai masker di media sosial. dr. Grace sendiri tergabung sebagai anggota di Gerakan Pakai Masker atau GPM, sebuah wadah untuk mensosialisasikan pentingnya memakai masker ke berbagai lapisan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut dr. Grace juga turut memperagakan tentang bagaimana cara memakai masker yang benar dan patuh agar bisa maksimal menekan penyebaran virus corona.

"Saat memakai masker, jangan dipegang bagian tengahnya karena itu kotor dan merupakan sarang bakteri. Tidak baik dan bisa jadi bahaya jika dihirup. Usahakan hanya menyentuh area ujung saja," jelas dr. Grace di hadapan penonton di sela sela perform Bintang Indrianto dan Sruti Respati.

Butet Kertaredjasa yang juga hadir, mengaku sangat senang event ini bisa terselenggara. Menurutnya, Jazz Gunung bisa menjadi satu contoh pertunjukkan yang sehat dan mampu beradaptasi di tengah pandemi.

"Kami merasakan sesuatu yang lama telah dirindukan, main tidak ada penontonnya itu tidak enak," kata pria yang juga salah satu pendiri Jazz Gunung Indonesia ini.

"Saya juga akan tertolong kalau nanti pemerintah dan satgas mempercayai para praktisi seni pertunjukkan untuk menyelenggarakan pertunjukkan secara langsung dan ada penontonnya dengan kepatuhan-kepatuhan yang dirintis oleh acara Jazz Gunung Indonesia. Itu artinya pak Sigit dan Jazz Gunung Indonesia mempunyai jasa yang besar untuk pertunjukkan seni Indonesia," ujarnya.

Jazz GunungJazz Gunung Foto: Ardian Fanani/detikhot


Simak Video "Jazz Gunung Bromo 2024 Day-1, Dansa Sambil 'Berselimut' Suhu Dingin"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads