Jazz Gunung mencatat sejarah baru dalam pagelaran di tahun 2020 ini. Seluruh jajaran yang terlibat Jazz Gunung Hybrid Concert 2020, wajib mengikuti tes swab antigen untuk memastikan dalam kondisi baik sebelum masuk arena pertunjukkan. Tak hanya itu, mereka juga wajib memakai masker dan menjaga jarak saat menonton penampilan para musisi.
"Kita wajibkan 3W. W yang pertama Wajib mengikuti tes Swab Antigen. W kedua yakni Wajib Pakai masker dan W ketiga adakah Wajib jaga jarak," ujar penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono kepada wartawan, Sabtu (12/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jazz Gunung Ijen 2020, panitia membatasi jumlah penonton. Total swab antigen yang telah dilaksanakan sebanyak 239 orang.
"Kita tidak akan menyerah dengan pandemi ini. Tentu kita manfaatkan teknologi dan disiplin melakukan protokol kesehatan. Swab antigen kita biayai semua dan gratis," pungkasnya.
Di sela-sela pertunjukkan, dr. Grace Hananta C.Ht dari Gerakan Pakai Masker mengingatkan dan memberikan tutorial kepada penonton untuk menggunakan masker dengan baik. Panitia pun tak segan untuk menegur para tamu yang hadir jika tidak mengenakan masker dengan benar.
Grace, merupakan dokter holistik yang selama ini rajin memberikan edukasi tentang pentingnya memakai masker di media sosial. dr. Grace sendiri tergabung sebagai anggota di Gerakan Pakai Masker atau GPM, sebuah wadah untuk mensosialisasikan pentingnya memakai masker ke berbagai lapisan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut dr. Grace juga turut memperagakan tentang bagaimana cara memakai masker yang benar dan patuh agar bisa maksimal menekan penyebaran virus corona.
"Saat memakai masker, jangan dipegang bagian tengahnya karena itu kotor dan merupakan sarang bakteri. Tidak baik dan bisa jadi bahaya jika dihirup. Usahakan hanya menyentuh area ujung saja," jelas dr. Grace di hadapan penonton di sela sela perform Bintang Indrianto dan Sruti Respati.
Butet Kertaredjasa yang juga hadir, mengaku sangat senang event ini bisa terselenggara. Menurutnya, Jazz Gunung bisa menjadi satu contoh pertunjukkan yang sehat dan mampu beradaptasi di tengah pandemi.
"Kami merasakan sesuatu yang lama telah dirindukan, main tidak ada penontonnya itu tidak enak," kata pria yang juga salah satu pendiri Jazz Gunung Indonesia ini.
"Saya juga akan tertolong kalau nanti pemerintah dan satgas mempercayai para praktisi seni pertunjukkan untuk menyelenggarakan pertunjukkan secara langsung dan ada penontonnya dengan kepatuhan-kepatuhan yang dirintis oleh acara Jazz Gunung Indonesia. Itu artinya pak Sigit dan Jazz Gunung Indonesia mempunyai jasa yang besar untuk pertunjukkan seni Indonesia," ujarnya.
![]() |
Simak Video "Jazz Gunung Bromo 2024 Day-1, Dansa Sambil 'Berselimut' Suhu Dingin"
[Gambas:Video 20detik]
(nu2/nu2)