Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh sendi ekonomi. Terutama pada sektor hiburan. Para pekerja panggung dapat dikatakan mati suri selama beberapa bulan terakhir akibat tak ada tawaran manggung.
Dampak pandemi terhadap pelaku industri hiburan itu diakui oleh pedangdut sekaligus penulis lagu berbahasa Jawa, Agung Pradanta. Pelantun lagu 'Kependem Tresno' itu mengaku harus banting stir berjualan kue-kue basah untuk bertahan hidup akibat sepi tawaran manggung.
"Lima tahun saya di jalur dangdut, kondisi akhir-akhir ini paling berat, untuk bertahan hidup, saya jualan kue online," kata Agung kepada wartawan, Rabu (2/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung mengaku pontang-panting selama pandemi ini. Bahkan untuk berkarya pun sudah tak ada modal sama sekali. Termasuk untuk rekaman materi baru.
"Saya sedang tidak memiliki modal untuk melakukan rekaman materi lagu di studio," ucapnya.
Baca juga: Nyanyi Lathi, Dewi Perssik Tuai Pujian |
Namun, perjumpaannya dengan Danang Wicaksana Sulistya (DWS) mengubah jalan hidupnya. Tepatnya pada akhir bulan Juli, saat ada pesanan kue yang harus dia antarkan.
"Awalnya saya tidak tahu kalau pesanan itu dari teman Mas DWS. Hanya harus diantar ke sebuah alamat, yang ternyata kue-kue tradisional itu mau dipakai suguhan karena kedatangan Mas DWS itu," kisahnya.
Saat mengantar, Agung mengaku kaget karena dikenali oleh DWS. ia kemudian menanyakan kabar dan apa kegiatannya selama pandemi yang dijawab oleh Agung bahwa dirinya sementara berhenti berkarya karena tidak ada tawaran manggung dan menunggu kondisi dunia hiburan kembali normal.
"Mas DWS malah nawari saya untuk bantu biaya rekaman," ungkapnya girang.
Dia menuturkan, meskipun memberikan bantuan untuk proses rekaman namun DWS tidak memesan lirik atau tema lagu tertentu. Agung kemudian merekam lagu berjudul Dalan Sleman, sebagai ungkapan perasaan bangga kepada kampung halamannya.
Tak hanya sampai di situ, DWS bahkan sempat memberikan waktu untuk ikut tampil dalam video klip lagu 'Dalan Sleman' yang pengambilan gambarnya dilakukan pada awal bulan Agustus ini.
Dia berharap, ke depan Sleman semakin ramah untuk pekerja kreatif. Sebagai sebuah kabupaten yang merupakan bagian dari provinsi yang kental nuansa seni budayanya, Agung berharap Sleman terus membuka ruang-ruang apreseasi untuk kalangan seniman.
Panggung bebas menjadi hal yang sederhana namun memberikan manfaat besar kepada seniman panggung seperti Agung.
"Untuk ajang tes mental gitu, selain bisa untuk alternatif hiburan masyarakat Sleman," kata Agung.
(dar/dar)