The SIGIT Kembali Bicara Lewat Lagu

Wawancara Eksklusif

The SIGIT Kembali Bicara Lewat Lagu

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Minggu, 23 Agu 2020 17:40 WIB
The SIGIT
The SIGIT kembali bicara lewat lagu. (Foto: Refantho Ramadhan / dok. The SIGIT)
Jakarta -

Tujuh tahun berlalu sejak The SIGIT merilis album Detourn (2013). Banyak yang menyebut Detourn merupakan album yang berpengaruh bagi karier The SIGIT. Album kedua bagi unit musik cadas asal Bandung itu juga rilis berjarak tujuh tahun sejak Visible Idea of Perfection (2007).

Kini grup musik beranggotakan Rekti Yoewono (vokal, gitar), Donar Armando (drum), Farri Icksan (gitar, synthesizer), dan Aditya Bagja (bass) kembali. Mereka baru saja melepas lagu berjudul Another Day bulan lalu. Lagu itu menjadi single pembuka dari proyek musik mereka di tahun ini.

Bagi para personel The SIGIT, kembalinya mereka tidak lain adalah karena ada hal-hal yang hendak mereka sampaikan pada pendengar mereka. "Kami ingin berkarya ya karena ada satu hal yang ingin dibicarakan," kata Rekti Yoewono pada detikcom mengenai kembalinya mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terbilang lama tidak mengeluarkan karya, namun menurut Rekti, sebagai band, mereka selalu menulis lagu setiap ide datang. Hanya saja, mereka merasa saat ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk mengeluarkan karya barunya.

detikcom baru-baru ini berbincang melalui surat elektronik mengenai kembalinya The SIGIT lewat Another Day di tengah adanya pandemi COVID-19, rencana mengenai album baru, keputusan mereka untuk melibatkan Riandy Karuniawan hingga bagaimana menjaga relevansi karya mereka setelah beberapa saat tidak merilis lagu baru.

ADVERTISEMENT

Setelah Detourn rilis pada 2013, kenapa baru kembali mengeluarkan karya musik baru saat ini?

Waktunya tidak terasa, tiba-tiba sudah tujuh tahun. Tapi, kami sebenarnya secara band juga aktif menulis lagu. 2020 ini memang sudah direncanakan sebagai saat yang tepat untuk merilis karya-karya baru.

Sebelumnya, apakah kalian sudah menyiapkan beberapa lagu lainnya? Lantas mengapa Another Day yang dipilih sebagai single untuk menandai kembalinya kalian ke dunia musik?

Lagu itu yang paling cocok untuk pembuka proyek besar yang sedang kami kerjakan.

Bagaimana upaya The SIGIT untuk tetap relevan dengan pendengar musik masa kini setelah tujuh tahun berselang sejak album Detourn?

Kami ingin berkarya ya karena ada satu hal yang ingin dibicarakan. Ide dasar itu yang dikembangkan kemudian dan dipresentasikan ke orang banyak. Jadi, relevan atau tidak relevan dijalankan saja.

Mengenai Another Day, bagaimana proses penggarapannya?

Saya sama Farri (Farri Icksan, pada gitar dan synthesizer) menulisnya. Kami fokus di aransemennya. Ya, prosesnya kemudian mengalami fase yang tidak lazim juga karena korespondensi jadi terbatas (di masa pandemi).

Adakah tantangan yang kalian alami selama proses pembuatan Another Day?

Tantangannya ya kami berdua dan korespondensi yang terhambat karena pandemi itu.

The SIGITCuplikan video klip Another Day The SIGIT. (Foto: dok Youtube)

Mengapa kalian memilih Riandy Karuniawan untuk bekerja sama dalam pembuatan artwork dan video klip Another Day?

Riandy Karuniawan adalah kolaborator jangka panjang untuk The SIGIT. Dia yang secara visual bisa menangkap apa yang kami mau untuk menerjemahkan cerita-cerita yang kami bawa.

Ada sejumlah karya Riandy Karuniawan dalam video klip Another Day, sebenarnya apa yang ingin kalian sampaikan dari video itu?

Tidak ada yang khusus. Tapi, videonya adalah satu paket kesatuan dengan lagunya. Jadi, video itu sifatnya melengkapi audio yang lebih dulu kami rilis beberapa hari sebelumnya.

Nantinya Another Day akan menjadi pembuka bagi album kalian, bisa diceritakan konsep dan akan seperti apa kira-kira albumnya nanti?

Kami belum bisa bercerita lebih lanjut tentang project panjang yang kami kerjakan. Dijalani saja dulu prosesnya.

Sejauh ini, sudah berapa jauh progres penggarapan album kalian?

Lagu-lagunya sudah ada. Prosesnya belum selesai. Memang sambil jalan semuanya.

The SIGITCupilkan video klip Another Day The SIGIT Foto: dok Youtube

Adakah perubahan dari musik kalian dari waktu ke waktu hingga saat ini?

The SIGIT hari ini adalah perkembangan dari The SIGIT yang kemarin. The SIGIT yang hari ini adalah The SIGIT yang mungkin terjadi di masa depan. Kami nggak pernah merasa bahwa musiknya berubah. Kami mau bikin karya yang seperti ini, ya karena bandnya seperti itu. Jadi, ini semua adalah perjalanan yang kita jalani bersama.

Tampaknya sekarang lebih aktif di social media, apakah itu salah satu upaya untuk The SIGIT mencoba relevan dengan perkembangan musik saat ini?

Semua yang kami lakukan berdasarkan karya yang dimiliki. Jadi, ketika sudah waktunya aktif menginformasikan banyak hal, ya dilakukan saja. Bukan masalah relevan atau tidak dengan perkembangan musik saat ini sih.

Apa merilis karya baru di tengah pandemi memberikan kesulitan bagi kalian?

Pasti ada tantangannya. Untungnya, kami baru merilis karya lagi setelah tujuh tahun. Jadi, nggak punya bagasi sebelumnya apakah ini sulit atau tidak. So far so good. Senang kalau lagu Another Day bisa diterima orang banyak.




(srs/mau)

Hide Ads