Selain itu, lagu-lagu dari playlist yang bertemakan bersih-bersih rumah juga juga meningkat. Playlist Cleaning Kit di Spotify mengalami peningkatan pendengar sebanyak 30% di masa pandemi. Hingga kini ada setidaknya 940.000 playlist bertemakan membersihkan rumah di Spotify.
Namun menariknya, berbanding terbalik dengan preferensi pendengar yang lebih suka memutar lagu santai dan bertempo lambat selama masa pandemi, playlist membersihkan rumah justru diisi oleh lagu-lagu bertempo cepat, contohnya Uptown Funk oleh Bruno Mars dan Mark Ronson, Roar oleh Katy Perry, dan Work oleh Drake dan Rihanna.
Hal lain yang menarik, rupanya lagu-lagu bertemakan rambut juga banyak didengarkan selama masa karantina ketika sebagian besar orang-orang tidak dapat mencukur rambutnya atau melakukan perawatan rambut karena tutupnya salon dan pangkas rambut selama masa PSBB.
"Kami juga melihat adanya 50% peningkatan dalam playlist bertema rambut di platform Spotify - menunjukkan betapa para pengguna memikirkan rambut mereka di situasi saat ini. Beberapa lagu populer dalam playlist tersebut pun menunjukkan kekhawatiran mereka untuk menggunting rambut, di antaranya Complicated oleh Avril Lavigne, High Hopes oleh Panic! at the Disco dan Hair Cutter oleh Animal Collective," kata Spotify.
Dari semua uraian data yang ada, terjadi peningkatan streaming di Spotify sebanyak 65% di masa pandemi dengan pengguna aktif bulanan global (bukan pelanggan total) tercatat sebanyak 286 juta, dengan pengguna berbayar (premium) sebanyak 130 juta dan pengguna aktif yang didukung iklan di angka 163 juta.
Saat ini Indonesia telah dicanangkan untuk memasuki fase normal baru (new normal). Sejumlah perkantoran telah mulai beroperasi dan berbagai fasilitas umum dan usaha perlahan-lahan dibuka. Aktivitas pun perlahan-lahan kembali ke waktu sediakala dengan beberapa penyesuaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan yang diperoleh dari Joox, selama masa PSBB transisi di Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya, belum ada perubahan tren pendengar yang signifikan. "Secara keseluruhan jumlah konsumsi musik tidak mengalami penurunan, belum terjadi perubahan signifikan dalam kebiasaan mendengarkan musik disaat PSBB dan new normal, hal ini mungkin juga dikarenakan masih banyak orang yang berkegiatan di rumah, seperti contohnya para pelajar," jelas mereka.