Dari data global menunjukkan bahwa pendengar musik yang merupakan pelanggan dari layanan Spotify lebih memilih untuk mendengarkan lagu yang santai dan bertempo lambat ketimbang lagu dengan tempo cepat selama pandemi. "Vibe santai di sini umumnya berarti lagu yang lebih akustik, bukan lagu dansa, dan memiliki level energi yang rendah dibandingkan lagu-lagu yang mereka tambahkan sebelumnya. Tak hanya itu, lagu-lagu pilihan pengguna tersebut cenderung lebih instrumental, menonjolkan instrumen musik ketimbang vokal," ujar keterangan tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi, pendengar musik cenderung lebih suka mendengarkan musik yang dapat menenangkan diri ketimbang yang ingar bingar. Kesimpulan itu diperkuat oleh data yang menunjukkan bahwa pelanggan Spotify juga mendengarkan podcast yang berisi tentang self-improvement, kesehatan dan meditasi selama masa PSBB.
Rupanya tidak hanya kegiatan bekerja dari rumah (work from home) yang mempengaruhi tren pendengar, akan tetapi juga kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan secara jarak jauh turut memberikan imbas. Pencarian di Spotify selama masa pandemi menunjukkan adanya peningkatan konten anak dan keluarga, terutama pada lagu-lagu pengantar tidur anak.
"Bahkan peningkatan playlist bertema home-school mencapai seribu persen, menggambarkan betapa banyak orang mendengarkan musik untuk menjalani hari mereka. Playlist bertema Work-from-home juga menunjukkan peningkatan besar di Spotify, yaitu 1.400%, dibandingkan 10 hari pertama bulan Maret (dengan lagu yang paling banyak ditambahkan adalah "Work From Home" oleh Fifth Harmony)," ungkap mereka.