Ini kata para pekerja seni soal rencana kartu prakerja saat pandemi virus Corona. Mari simak kata mereka.
Angga Dwimas Sasongko
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Angga, kartu prakerja ini tak cukup efektif membantu perekonomian pekerja seni khususnya. Ia menghitung ada dana besar yang tak tepat sasaran kepada para pekerja seni penerima kartu ini.
"Kartu Pra Kerja ini kan memang program pemerintah. Anggarannya dari APBN 2020 sebesar 10T. Itu cerita sendiri. Tapi kemudian ketika stimulus untuk pekerja seni dan kreatif dilebur dari program ini, ya jadi aneh. Pertama, anggarannya kartu Prakerja nambah jadi jadi 20T. Apakah 10T tambahan ini adalah alokasi dari stimulus pandemi yang 405T? Kalo iya, mengapa fund gak dibuat skema BLT aja? Benefitnya lebih jelas karena stimulus ini kan buat individu. Narasinya menggunakan nasib pekerja seni dan kreatif yang mana mereka adalah individu. Benefitnya jadi nggak maksimal dan malah mendatangkan untung untuk beberapa private sector saja," ungkap Angga.
Candra Darusman
Candra Darusman selaku ketua Federasi Serikat Musik Indonesia (FESMI) membenarkan adanya pendataan terhadap pekerja industri kreatif. Ia menanggapi program tersebut dengan dua sikap.
"Kartu ini tentunya positif bagi kelompok yang akrab dan tersedia fasilitas dengan solusi online. Walaupun belum lihat pelatihannya seperti apa," tulis Candra dalam pesan pada detikHOT, Selasa (14/4/2020).
Akan tetapi, Candra menambahkan, belum tentu insentif itu dapat diakses oleh semua orang. "Bagi yang kurang akrab dengan online seperti musisi atau penyanyi senior atau yang tidak ada fasilitas harus ada solusi lain," jelasnya.