Jakarta -
Penantian para penggemar Suede di Indonesia terbayar. Untuk mereka yang datang ke Soundrenaline 2019, waktu yang mereka gunakann untuk menonton band asal Inggris tersebut mungkin menjadi satu jam 15 menit terbaik di sepanjang Minggu.
Suede memang telah lama diumumkan sebagai penampil utama di hari pertama Soudrenaline 2019 yang berlangsung pada Sabtu (7/9/2019) di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Bali.
Terbentuk sejak 1989, band beranggotakan Brett Anderson (vokal), Richard Oakes (gitar), Mat Osman (bas), Simon Gilbert (drum) and Neil Codling (kibor, gitar ritmik) itu memang memiliki sejumlah lagu-lagu ikonik yang dapat membangkitkan nostalgia tersendiri saat mendengarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para 'jemaah' Suede telah berkumpul di panggung A Stage yang merupakan panggung utama pada gelaran tersebut sejak sebelum band itu naik panggung. Sekitar pukul 20.45 WITA, barulah band tersebut memunculkan tanda kehadirannya.
Panggung menjadi gelap dengan asap dan cahaya merah yang menyelimuti. Dengan panggung yang masih gelap dan pendaran cahaya berwarna silver, Suede membuka panggung dengan lagu 'As One'.
Di lagu selanjutnya barulah lampu berwarna-warni menghiasi panggung. 'Electricity', 'We Are the Pigs', 'So Young', dan 'Metal Mickey' menjadi beberapa lagu yang mereka bawakan.
"Thank you, Denpasar. Terima kasih!" seru Brett Anderson. Kalimat terima kasih itu menjadi kata-kata yang kerap diucapkan olehnya berulang kali pada penonton malam itu.
Brett Anderson malam itu begitu lincah dan liar. Ia melompat ke sana kemari, beberapa kali turun panggung mendekati penonton, beberapa kali memutas tangannya dan memutar mikrofon, memandu penonton bertepuk tangan, dan melakukan aksi lainnya hingga kemejanya basah kuyup oleh keringat.
Di saat membawakan 'Lazy' menjadi kali pertama Brett turun panggung dan mendekati penonton yang langsung histeris dihampiri oleh idolanya.
"Aku tidak bisa mendengar suara kalian? Lebih keras lagi!" serunya mencoba membakar gairah penonton. Mereka yang datang pun tampak tak kalah bersemangatnya dengan Brett.
'Positivity' dibawakan dengan Brett yang berdiri di atas speaker di bibir panggung. Setelahnya ia juga menyanyikan 'By the Sea' sambil duduk kemudian merebahkan diri dengan telentang di atas panggung. Ia kemudian bangkit kembali sambil menyalami penonton yang ada di bagian depan.
'Drowners', 'Can't Get Enough', 'Everything Will Flow', 'Trash', hingga 'Animal Nitrate' menjadi lagu-lagu berikutnya yang berhasil membuat para penonton ikut bernyanyi.
Ia pun kemudian kembali berdiri di atas speaker, memandu penonton bertepuk tangan sambil bersenandung dengan nada lagu 'Beautiful Ones'. "Na, na, na, na, na, na," nyanyinya yang kemudian diikuti penonton yang hadir.
Setelah duduk, ia mengambil gitar akustik. Sambil bersenandung asal ia meminta para penonton bernyanyi. "Aku harap kalian semua ikut bernyanyi karena ini adalah lagu yang baik mengasyikan untuk bernyanyi bersama," pintanya. Suede kemudian membawakan 'The Wild Ones'.
'Beautiful Ones' baru benar-benar dibawakan setelahnya. Lagu ini menjadi yang salah satu paling sukses membuat penonton bernyanyi hingga berteriak.
Penampilan seolah ditutup oleh lagu tersebut dan para personel pun menghilang ke balik panggung. Namun rasanya tidak mungkin tak ada sesi encore. Enggan percaya bahwa konser telah usai, penonton mencoba memanggil kembali para personel Suede dengan menyenandungkan nada 'Beautiful Ones'.
"La, la, la, la, la," seru mereka sambil bertepuk tangan. Benar saja, Suede kembali ke panggung.
"Harus kami akui bahwa kalian semua adalah penyanyi yang baik malam hari ini. Kalian bernyanyi, bertepuk tangan, melibatkan diri kalian," kata Brett Anderson.
'She's Invasion' pun dibawakan dengan Brett Anderson yang masih lincah bergerak ke sana ke mari.
" Terima kasih, ini luar biasa, Denpasar. Ini pertama kali kami ke sini dan ini menjadi lagu terakhir dari kami. Lagu ini tepat sekali dengan malam ini," ujar Brett sebelum menutup penampilannya dengan 'Saturday Night'.
 Suede Foto: Dyah Paramita Saraswati |
Benar saja 'Saturday Night' tak hanya menjadi penutup penampilan mereka, namun juga menjadi penutup hari karena dibawakan tepat pukul 00.00 WITA.
Kembang api meletus dengan meriah mengiringi turunnya Suede dari panggung.
Kalian ingat panggung-panggung intim di bar di mana pemain bandnya tampil di panggung rendah tak berjarak dan mereka bebas berjalan berkeliling menemui penontonnya?
Suede malam hari itu bagai 'menolak' mereka tampil dalam festival berskala besar dengan panggung yang tinggi. Mereka menebas segala jarak dengan tetap menghampiri penonton dan bergerak sesuka hati.
Tampaknya semua senang dan puas malam hari itu. Sebuah pengalaman yang mabrur bagi para penggemar Suede.
Halaman Selanjutnya
Halaman