Ketika membuat album, Teddy mengatakan dirinya selalu berupaya menjadikan albumnya sebagai cerita yang saling berkaitan satu sama lain.
Berselang dua tahun sejak 'Nothing is Real', penyanyi berdarah Ambon kelahiran Yogyakarta ini punya cerita baru untuk dibagi. Cerita itu ia juduli 'Question Mark'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini gue menceritakan apa yang gue lihat dan apa yang gue rasakan selama hidup gue," sambungnya.
Mengenai nama di balik albumnya, menurutnya 'Question Mark' adalah judul yang tepat.
Baca juga: Teddy Adhitya Obati Trauma Lewat Musik |
Sebab baginya, dalam menjalani hidup, manusia selalu diliputi oleh pertanyaan baik yang terjawab maupun yang masih belum menemukan jawabannya.
"Yang paling lekat sama keseharian kita adalah tanda tanya, kita mau tidur, kita ngecek jam, jam berapa ya? Kita bangun, kita mikir, hari ini ada apa ya?" urai Teddy.
Ia menjelaskan lebih jauh, "Pertanyaan ini sangat lekat, sangat variatif dari yang kecil sampai yang besar, dari yang bisa terjawab sampai yang nggak bisa terjawab."
Dengan usia yang bertambah dan perjalanan hidup yang berbeda, yang ingin disampaikan Teddy Adhitya dalam albumnya kali ini pun juga berbeda.
Dalam albumnya kini, ia ingin menceritakan prosesnya mencari jawaban kehidupan. Bahwa ketika manusia memiliki sebuah pertanyaan yang tidak terjawab, ada banyak proses yang harus dilalui untuk mencari jawabannya.
Total ada 10 lagu dalam album ini, di antaranya 'Thinking, Thinking', 'Sweetly Silly', 'Really', 'Turn Me', 'Just You', '2 A.M.', 'What Have We Done', 'Everything is Everything', 'Don't Catch Me' dan 'The Answer'.
(srs/dal)