Batman diperkenalkan pertama kali ke layar lebar pada 1966, dengan bintangnya, Adam West. Batman yang ditampilkan saat itu lebih bertema lelucon.
Batman The Movie itu diangkat dari serial yang sama-sama dibintangi oleh West. Era itu, Batman pun dicap sebagai superhero konyol. Dengan efek pukulan 'Kapow...' di setiap penampilannya.
Naik turun popularitas Batman terus terjadi hingga era 80-an. Tapi sejak itu juga tema-tema muram makin terasa dalam berbagai kisahnya.
Atmosfer gothic kala itu terus diekspolrasi hingga puncaknya dirilis Batman: The Dark Knight Returns (1986), sebuah miniseri yang digarap oleh penulis dan seniman Frank Miller.
The Dark Knight menggambarkan Bruce Wayne yang sudah tua merangkak keluar dari masa pensiunnya untuk memulihkan Gotham yang kacau. Pandangan Miller yang tajam tentang Batman membentuk latar yang diikuti oleh penulis dan seniman lain.
Sutradara Tim Burton membawa Batman (1989) ke layar perak, dengan bintangnya Michael Keaton. Ia merupakan aktor unik yang terkenal karena peran komedinya.
Meskipun keputusan casting mengejutkan banyak orang, film tersebut sukses besar. Batman menelurkan gelombang Kelelawar dengan berbagai karya marchandise yang belum pernah terjadi sejak 1966.
Pada 1992, Burton dan Keaton kembali ke bioskop dengan Batman Returns. Di sisi lain, series animasi juga memulai debutnya di televisi.
Sementara film-film waralaba Batman dianggap mengalami penurunan kualitas karena pemeran utamanya yang juga terus mengalami pergantian, Batman: The Animated Series punya standar baru di alam semesta Batman.
Serial ini memang digarap dengan nada yang lebih dewasa. Palet warnanya khas dengan kualitas pengisi suaranya yang luar biasa. Pertunjukan tersebut meraih empat Penghargaan Emmy dan memberikan pengaruh besar pada penggambaran Gotham dan penduduknya di kemudian hari.
Tapi, nada gelap itu mulai terdistorsi pada 1995 saat Batman Forever dirilis. Batman kali ini diperankan oleh Val Kilmer. Film yang disutradarai oleh Joel Schumacher ini juga punya tema yang lebih ramah anak-anak.
Setelah satu film itu, peran Kilmer digantikan oleh George Clooney di Batman and Robin yang dirilis 1997. Meski dibintangi sosok aktor kelas atas, Batman tak lantas sukses. Sebaliknya, Batman ini mendapat kritik pedas banyak pihak. Nada yang lebih berwarna, dialog kurang tajam dan plot aneh ternyata tak diterima publik dengan baik.
Sejak saat itu juga Batman seperti hiatus. Hingga kebangkitannya kembali dimulai lewat trilogi Christopher Nolan yang melegenda.
Christian Bale didapuk menjadi Caped Crusade sejak 2005 lewat Batman Begins. Bale membawa Batman pada berbagai kedalaman, mulai dari sumur tua penuh kelelawar, hingga suara-suara yang terus mengganggu di kepalanya.
Batman Begins menceritakan kembali kisah asal-usul Batman, menunjukkan pelatihan Bruce Wayne yang begitu keras hingga hari-harinya sebagai pejuang berkostum.
Sekuelnya yang dirilis 2008, The Dark Knight, adalah kesuksesan komersial yang lebih besar lagi. Batman era ini makin sukses karena villain yang luar biasa.
Penggambaran luar biasa mendiang Heath Ledger tentang Joker, bahkan membuatnya memenangkan Academy Award sebagai aktor pendukung terbaik. Nolan mengakhiri trilogi film Batman dengan The Dark Knight Rises (2012).
Kesuksesan itu juga melahirkan karya-karya lainnya. Dalam bentuk serial, dirilis Gotham pada 2014 yang mengisahkan Detektif James Gordon yang bertugas menginvestigasi pembunuhan Thomas dan Martha Wayne, orangtua Batman.
Simak Video "Video: The Batman Part II Bakal Syuting Akhir 2025, Pattinson: Ini Keren!"
(nu2/ass)