Dalam rangka HUT RI ke-77, Disney+ Hotstar mengajak masyarakat untuk merayakan momen spesial ini bersama deretan karya pilihan kreasi sineas Tanah Air. Pasalnya, saat ini banyak karya sineas film Indonesia yang telah membawa industri tersebut meraih sejumlah pencapaian dan perubahan.
Ada banyak seniman hebat yang turut berkontribusi terhadap perkembangan industri film Indonesia antara lain Mira Lesmana, Adinia Wirasti, Sheila Dara, dan Mikha Tambayong. Tak hanya itu, para seniman tersebut turut berbagi kisah dan pengalamannya tentang industri yang mereka cintai.
Dalam sebuah wawancara bersama Disney+ Hotstar, Mira Lesmana mengatakan dirinya tertarik dengan industri tersebut sudah sejak masa remaja. Hal ini disebabkan karena dirinya memiliki hobi untuk menonton sejumlah film.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keinginan untuk masuk ke industri perfilman sudah ada dari waktu SMA, nonton banyak film, akhirnya memutuskan saya ingin melakukan sesuatu yang seperti itu dan akhirnya almarhum ayahku memperbolehkannya, kemudian harus sekolah film. Jadi mulainya dari sekolah film, tuh. Itu adalah jalan yang sudah dipilih. Cuma, yang menarik itu, setelah selesai sekolah, perfilman Indonesia sedang mati suri, sedang tidak ada sama sekali," kata Mira Lesmana saat diwawancara oleh Disney+ Hotstar beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2000-an awal, wanita yang menjadi produser 'Petualangan Sherina' ini mengatakan, industri film Indonesia tengah mengalami kesulitan salah satunya di sektor permodalan. Mereka yang berkecimpung dalam industri tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan proses shooting.
"Kalau dilihat dari dekade 2000 sampai 2008, itu adalah masa di mana film tidak terlalu banyak, tapi semuanya sedang passionate banget untuk bisa menemukan bentuk film Indonesia yang terbaik. Tetapi permodalan tidak mudah, untuk shooting tidak mudah. Mungkin sampai dititik aku bikin 'Laskar Pelangi' waktu itu naik terus-menerus-penontonnya bisa naik sampai hampir lima juta," jelasnya.
"Lalu ada OTT platform, dan membuat semua orang menjadi excited untuk mencoba hal-hal baru juga. Di saat yang sama, ketika bioskop kembali dibuka, kita berhasil mendapat hampir sepuluh juta penonton. Jadi excitement-nya memang masih ada, Indonesia tidak mau dibilang menurun, just keep pushing," jelasnya.
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan pada dua tahun terakhir, banyak seniman film Indonesia terus berkarya dan bangga karena telah berkontribusi terhadap industri tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Adinia Wirasti. Wanita yang pernah bermain di film 'Cek Toko Sebelah' mengatakan dirinya bangga karena telah menjadi bagian dari aktor wanita Indonesia.
"Di antara perempuan-perempuan 'Ada Apa Dengan Cinta' yang bisa dibilang cukup inklusif-dari warna kulit, karakter, kepribadian, pola pikir- dan ternyata itu bekerja dengan baik. Ketika diterima oleh industrinya, bahwa ada pemeran utama yang berkulit gelap di Indonesia, itu kayak, memberi semangat tersendiri untuk saya. Saya berhasil. Jadi sekarang akhirnya jajaran aktris pemeran utama di Indonesia warnanya macam-macam, beragam. Saya rasa, momen itu yang membuat saya menyadari bahwa saya punya sesuatu yang bisa saya berikan di Industri ini," kata Adinia.
Tak hanya Mira Lesmana dan Adinia Wirasti saja yang berbagi pengalaman pada industri tersebut. Seniman lain Mikha Tambayong yang dikenal lewat sinetron 'Persahabatan Bagai Kepompong' ini turut berbagi pengalaman dirinya saat memasuki industri perfilman Indonesia.
Sebelum masuk industri tersebut, ia memulai karir menjadi model Gadis Sampul pada 2008. Dari situlah, ia mendapatkan sejumlah tawaran untuk main di sejumlah sinetron.
"Awal mulanya, aku ikut ajang pemilihan model, Gadis Sampul, di tahun 2008. Pada waktu itu kan lagi zaman-zamannya ya karena belum ada sosial media. Jadi, salah satu cara yang paling mudah adalah dengan ikut ajang pencarian model. Aku juga cuma finalis, tidak menang. Tapi di malam penghargaan itu sudah banyak talent scout waktu itu. Jadi di malam penghargaan itu aku dapat tawaran untuk main sinetron pertama aku," jelasnya.
Ia mengatakan, dulu, ketika ingin main sinetron tidaklah mudah. Sebab para pemain harus melewati casting agar bisa memerankan suatu peran.
"Dulu, dari dunia sinetron untuk masuk ke dunia film tidak semudah itu. Kita harus melewati casting lagi, harus melewati proses-proses yang cukup panjang juga. Saat aku berhasil mencapainya, dan akhirnya masuk ke dunia perfilman, itu juga salah satu milestone yang luar biasa untuk aku," jelasnya.
Sementara itu, Seniman film Sheila Dara mengatakan ada sejumlah hal yang bisa menjadi pemicu agar industri perfilman Indonesia terus berkembang. Wanita yang pernah main dalam film 'Teka-teki Tika' menilai agar industri tersebut dapat lebih berkembang, bisa dimulai dengan mencoba hal-hal baru. Dengan begitu para penonton pun akan bisa lebih menikmati setiap film yang diproduksi oleh karya anak bangsa.
"Kalau menurut aku, industri perfilman sekarang sudah lebih variatif, tapi aku akan lebih senang kalau industri kita lebih berani untuk mencoba hal-hal baru dan menyajikan cerita yang lebih tidak biasa dari yang kita sekarang sajikan, jadi kita semua ikut bertumbuh, belajar, dan penonton Indonesia hopefully jadi bisa menikmati lebih banyak lagi variasi dari industri kita," kata Sheila Dara.
Agar industri perfilman Indonesia terus maju, peran dari para penonton sangat dibutuhkan. Para penonton bisa terus memberikan apresiasi terhadap film-film lokal dengan cara menyaksikan film dan serial favorit secara legal melalui kanal yang telah tersedia seperti Disney+ Hotstar!
(akn/ega)