Pemerintah Iran kembali mengundang sorotan. Itu terjadi setelah heboh penangkapan sineas bernama Jafar Panahi di Tehran pada Senin (11/7) lalu.
Itu pun jadi penangkapan ketiga yang dilakukan pemerintah terhadap para sineas di sana. Jafar sendiri dikenal lewat karyanya bertajuk Taxi yang meraih penghargaan Golden Bear pada ajang Berlin International Film Festival pada 2015.
Pria berusia 62 tahun itu ditangkap saat ia berusaha mengunjungi rekan seprofesinya, Mohammad Rasoulof, yang sudah lebih dulu ditahan. Rasoulof sendiri ditangkap pada Jumat (8/7) lalu bersama dengan Mostafa Aleahmad usai dituding melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan kericuhan dan gangguan psikologis pada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya termasuk di antara sekelompok pembuat film yang telah menandatangani surat yang meminta pasukan keamanan untuk meletakkan senjata mereka selama protes menyusul runtuhnya gedung 10 lantai di Kota Abadan pada 23 Mei lalu.
Human Rights Watch mengatakan penangkapan itu adalah bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat secara damai di tengah memburuknya kondisi ekonomi dan apa yang tampaknya menjadi jalan buntu dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir masyarakat internasional dengan Iran.
Media lokal pun menggambarkan Rasoulof sebagai kritikus vokal yang sebelumnya dijatuhi hukuman di pengadilan Iran.
"(Ia sempat dihukum) Satu tahun penjara dan larangan dua tahun membuat film dengan tuduhan 'propaganda melawan sistem' untuk konten filmnya," tulis mereka.
Penangkapan para pembuat film telah menuai kecaman internasional.
Salah satunya adalah Cannes Film Festival yang mengeluarkan pernyataan menuntut pembebasan segera Panahi, Rasoulof dan Aleahmad, yang katanya memprotes kekerasan terhadap warga sipil di Iran.
"Festival de Cannes mengutuk keras penangkapan ini serta gelombang represi yang jelas sedang berlangsung di Iran terhadap senimannya," katanya.
Film Panahi bertajuk 3 Faces juga memenangkan skenario terbaik di Cannes pada 2018. Sementara itu, beberapa karya Rasoulof telah memenangkan banyak penghargaan di festival tersebut sejak 2011.
(ass/mau)